jurnalistika.id – Kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin merambah ke berbagai sektor kehidupan. Salah satu contohnya adalah ChatGPT, mesin AI besar yang mampu menjawab berbagai pertanyaan pengguna dengan cepat dan akurat. Namun, kehadiran teknologi ini juga membawa kekhawatiran terkait privasi pengguna.
Sebagai mesin AI yang terus berkembang, ChatGPT mampu belajar dan memperkaya pengetahuannya dari interaksi dengan pengguna. Namun, hal ini juga berarti bahwa mesin ini memiliki akses terhadap data pribadi pengguna seperti riwayat pencarian dan preferensi. Dalam hal ini, kekhawatiran privasi menjadi masalah yang sangat penting.
Para ahli khawatir bahwa ChatGPT, seperti AI lainnya, dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan. Misalnya untuk pemantauan dan pengintaian tanpa sepengetahuan pengguna.
Kekhawatiran ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa beberapa pengguna tidak menyadari bahwa mereka berbicara dengan mesin AI. Dan secara tidak sadar memberikan informasi pribadi yang sensitif.
Namun, bukan berarti teknologi AI harus dihindari secara keseluruhan. Sebaliknya, penting bagi pengguna untuk memahami risiko yang terkait dengan penggunaan mesin AI seperti ChatGPT dan mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi privasi mereka.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi informasi yang diberikan. Kemudian memilih opsi privasi yang tersedia. Serta menggunakan alat keamanan tambahan seperti VPN.
Kekhawatiran privasi terkait dengan teknologi AI, termasuk ChatGPT, harus diperhatikan secara serius oleh pengembang dan pengguna. Penting untuk mencari cara yang aman dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi AI agar dapat memanfaatkannya dengan bijak dan tanpa membahayakan privasi pengguna.
Baca berita dan ikuti jurnalistika di Google News, klik di Sini.
Kontributor: Dea