jurnalistika.id – Posisi Shin Tae Yong sebagai pelatih Timnas Indonesia menjadi sorotan usai kegagalan Garuda melaju ke semifinal Piala AFF 2024.
Kekalahan 0-1 dari Filipina di laga terakhir Grup B memicu gelombang kritik terhadap Shin Tae Yong di media sosial. Salah satunya, tagar #styout ramai diperbincangkan di platform X (sebelumnya Twitter).
Walaupun belakangan ini ada rumor mengatakan bahwa tagar #styout diduga gerakan buzzer pihak tertentu, banyak juga yang memberikan kritik terhadap perfoma melatih Shin Tae Yong.
Baca juga: Misteri Serangan Buzzer ke STY Usai Indonesia Tersingkir dari Piala AFF
Tak ayal, spekulasi mengenai pemecatan pelatih asal Korea Selatan ini pun semakin mengemuka. Namun, jika PSSI benar-benar memutuskan untuk memberhentikan Shin Tae Yong, keputusan itu berpotensi membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat bagi sepak bola Indonesia.
Berikut sejumlah kerugian yang didapatkan jika seandainya PSSI memilih untuk memecat STY saat ini.
Fondasi Timnas yang Sudah Dibangun Bisa Runtuh
Sejak bergabung pada 2017, Shin Tae Yong telah membawa visi jangka panjang untuk Timnas Indonesia. Ia tidak hanya fokus pada pencapaian jangka pendek, tetapi juga membangun kerangka tim yang solid untuk masa depan.
Memecatnya saat ini akan mengacaukan rencana yang telah ia susun selama tujuh tahun terakhir. Terlebih perkembangan permainan timnas juga sudah mulai terlihat.
Keterikatan Emosional dengan Pemain
Selama tujuh tahun memimpin, Shin Tae Yong telah menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan para pemain. Ikatan ini menjadi salah satu modal penting dalam menjaga kekompakan tim.
Baca juga: Absen Tiga Laga, Ruben Amorim Beberkan Nasib Marcus Rashford
Mengganti pelatih berarti bisa jadi memulai dari nol lagi. Sebab pemain akan kembali melewati proses dengan metode dan gaya kepemimpinan baru.
Taktik yang Sudah Dipahami Pemain
Taktik Shin Tae Yong telah menjadi bagian integral dari permainan Timnas Indonesia. Pola permainan yang diracik olehnya mulai menunjukkan hasil positif.
Sebut saja saat Garuda tampil memukau di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan mengalahkan tim besar seperti Arab Saudi. Mengubah pelatih di tengah perjalanan dapat mengganggu momentum yang sedang dibangun.
Fokus ke Piala Dunia 2026
Timnas Indonesia saat ini berada dalam posisi yang menjanjikan untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Memecat Shin Tae Yong di tengah persiapan ini bisa menjadi langkah yang kontraproduktif.
Keberlanjutan program pelatihan dan strategi jangka panjang lebih penting untuk mempertahankan peluang lolos ke kompetisi terbesar dunia itu.
Biaya Pemecatan yang Tidak Efisien
Shin Tae Yong masih terikat kontrak dengan PSSI hingga 2027. Jika ia diberhentikan lebih awal, PSSI harus membayar kompensasi yang tidak sedikit. Dana tersebut tentu lebih baik dialokasikan untuk pengembangan pemain muda dan infrastruktur sepak bola di Tanah Air.
Sepak bola Indonesia sudah sering mengalami pergantian pelatih yang terlalu cepat, yang pada akhirnya tidak memberikan dampak signifikan terhadap performa tim nasional.
Baca juga: Inter Bungkam Como, Perebutan Puncak Klasemen Liga Italia Makin Sengit
Shin Tae Yong telah membuktikan kemampuannya dalam membangun fondasi yang kuat. Kesempatan untuk melanjutkan programnya hingga selesai harus menjadi prioritas utama.
Memecat pelatih tidak selalu menjadi solusi atas kegagalan dalam sebuah turnamen. PSSI harus berpikir jangka panjang dan menimbang dampak keputusan ini terhadap perkembangan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Shin Tae Yong masih menjadi aset berharga yang berpotensi membawa Garuda terbang lebih tinggi. Momentum menuju Piala Dunia 2026 terlalu berharga untuk diabaikan hanya karena kegagalan di Piala AFF.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini