Jurnalistika
Loading...

Racikan Ruben Amorim di Portugal Tak Mempan di Inggris

  • Arief Rahman

    27 Des 2024 | 09:45 WIB

    Bagikan:

image

Manajer Manchester United, Ruben Amorim. (Dok. manutd.com)

jurnalistika.id – Kedatangan Ruben Amorim ke Manchester United sempat disambut dengan optimisme tinggi. Pasalnya, pelatih asal Portugal itu membawa rekam jejak gemilang bersama Sporting CP.

Bersama Sporting, Ruben Amorim berhasil mengubah klub tersebut menjadi kekuatan dominan di Liga Portugal. Namun, satu setengah bulan sejak debutnya di Old Trafford, realitas Liga Inggris yang brutal tampaknya menjadi tembok besar bagi Amorim.

Mungkin satu setengah bulan terdengar masih sebentar, namun Ruben Amorim sudah memimpin 10 pertandingan Manchester United sejak kedatangannya ke Old Trafford. Dan hasilnya, tak lebih baik dari awal era Erik ten Hag.

Kehebatan Amorim di Portugal, Dominasi dan Inovasi

Kala bersama Sporting CP, Ruben Amorim dikenal sebagai arsitek taktik yang brilian. Sistem 3-4-3 andalannya memanfaatkan fleksibilitas pemain sayap dan kemampuan lini tengah untuk mendikte permainan.

Dalam formasi ini, Sporting tidak hanya kuat secara defensif, tetapi juga agresif dalam menyerang. Terlebih soal serangan balik mematikan yang dipimpin pemain-pemain muda berbakat.

Baca juga: Hasil Liga Inggris: Duo Manchester Kompak Merosot

Hasilnya? Amorim mempersembahkan dua gelar Liga Portugal (2020-2021 dan 2023-2024), dua trofi Taca da Liga, dan satu Piala Super Portugal.

Dalam 238 pertandingan bersama Sporting, Amorim meraih 171 kemenangan dengan rasio kemenangan hampir 72 persen. Timnya mencetak 517 gol dan hanya kebobolan 195 kali, menciptakan selisih gol yang luar biasa, yaitu +322.

Kesuksesan ini menarik perhatian Manchester United, yang dalam beberapa tahun terakhir terus mencari pelatih yang mampu mengembalikan kejayaan mereka.

Adaptasi Sulit di Inggris

Namun, apa yang berhasil di Portugal tampaknya sulit diterapkan di Inggris. Dalam tujuh pertandingan pertamanya di Premier League, Amorim mencatatkan empat kekalahan, hasil yang bahkan lebih buruk dibandingkan pendahulunya, Erik ten Hag.

Kekalahan terakhir dari Wolverhampton Wanderers (0-2) menambah tekanan pada Amorim, yang kini harus berjuang menghindari mimpi buruk lebih lanjut.

Salah satu masalah utama Amorim adalah kegagalannya menyesuaikan diri dengan intensitas Liga Inggris. Sistem 3-4-3 yang sukses di Portugal kerap terlihat rapuh ketika menghadapi bola-bola panjang dan serangan balik cepat di Premier League.

Baca juga: Old Trafford Markas Manchester United Memang Sudah ‘Old’

Dalam laga melawan Arsenal, Bournemouth, Nottingham Forest, dan Wolves, kelemahan MU dalam bertahan melawan bola-bola tinggi menjadi titik lemah yang dieksploitasi lawan.

Ditambah fakta bahwa Manchester United sering kehilangan momentum akibat kesalahan individu. Seperti kartu merah Bruno Fernandes melawan Wolves.

Sempat Bawa Angin Segar, Namun Hanya Sebentar

Amorim sempat memberikan harapan di awal masa jabatannya, termasuk kemenangan meyakinkan 4-0 atas Everton. Namun, hasil-hasil buruk di liga domestik, ditambah eliminasi dari Carabao Cup, membuat bulan madu antara Amorim dan United berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.

Statistik sejauh ini juga tidak memihak Amorim. Dalam 10 pertandingan di semua kompetisi bersama Manchester United, ia hanya meraih empat kemenangan, dengan satu imbang dan lima kekalahan.

Performa ini membuat MU terdampar di posisi ke-14 klasemen sementara Premier League, hanya tujuh poin di atas zona degradasi.

Perbedaan Besar antara Portugal dan Inggris

Keberhasilan Amorim di Sporting tidak hanya dibangun di atas taktik canggih, tetapi juga karena kompetisi domestik yang relatif kurang kompetitif dibandingkan Premier League.

Liga di Portugal, Sporting bersaing dengan segelintir klub besar seperti Benfica dan Porto. Sementara itu, di Inggris, setiap pertandingan adalah tantangan besar, baik melawan tim papan atas maupun penghuni papan bawah.

Selain itu, pendekatan taktis Amorim yang membutuhkan waktu untuk diterapkan tidak sejalan dengan ekspektasi instan di Old Trafford.

Baca juga: Manchester United Lagi-Lagi Kalah di Old Trafford

Para penggemar dan manajemen United menginginkan hasil langsung, terutama setelah bertahun-tahun mengalami kekecewaan.

Ruben Amorim harus menemukan cara untuk menyesuaikan filosofinya dengan dinamika Liga Inggris yang keras, atau berisiko mengikuti jejak manajer-manajer United sebelumnya yang gagal bertahan lama.

Pertandingan melawan Newcastle pada 30 Desember akan menjadi ujian besar bagi Amorim. Tanpa kapten Bruno Fernandes yang absen akibat kartu merah, serta Manuel Ugarte yang terkena akumulasi kartu kuning, Amorim harus membuktikan bahwa ia bisa membawa perubahan nyata bagi Manchester United.

Apakah Amorim mampu membalikkan keadaan dan membangun kembali kepercayaan? Atau akankah ia menjadi pelatih lain yang tersingkir dalam pusaran kegagalan di Old Trafford? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

liga inggris

Manchester United

Ruben Amorim


Populer

Penyebab PT Jakarta Perberat Hukuman Harvey Moeis Jadi 20 Tahun Penjara
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami