jurnalistika.id – Old Trafford, stadion ikonik yang telah menjadi saksi kejayaan Manchester United selama lebih dari seabad, kini berada di persimpangan besar.
Pernah disebut sebagai “Theatre of Dreams,” stadion ini kini lebih sering menjadi bahan kritik karena kondisi infrastrukturnya yang semakin tua.
Sejumlah masalah yang terus bermunculan, dari kebersihan hingga kualitas fasilitas, memunculkan pertanyaan besar: apakah Old Trafford masih layak menjadi markas salah satu klub sepak bola terbesar di dunia?
Baca juga: Manchester United Lagi-Lagi Kalah di Old Trafford
Menurut laporan terbaru dari Daily Mail, inspeksi kebersihan di Old Trafford mengungkapkan adanya kotoran tikus di berbagai area stadion, termasuk suite korporat dan kios makanan.
Padahal tidak ditemukan aktivitas tikus di dapur atau tempat pengolahan makanan. Peristiwa ini membuat penilaian terhadap Old Trafford turun dari bintang empat menjadi bintang dua.
Hal itu tentu merupakan tamparan keras bagi citra Manchester United. Terlebih Old Trafford merupakan salah satu stadion paling populer di dunia.
Kondisi geografis Old Trafford yang dikelilingi kanal dan jalur kereta api memang memberikan tantangan tambahan. Apalagi soal kebersihan
Namun, ini bukan alasan yang cukup untuk sebuah klub dengan sejarah dan sumber daya seperti Manchester United. Ketika klub-klub rival berlomba-lomba membangun stadion baru dengan fasilitas mutakhir, Old Trafford malah menjadi bukti betapa tertinggalnya manajemen klub dalam menghadapi tuntutan modern.
Infrastruktur Old Traffor yang Tua
Masalah Old Trafford tidak hanya berhenti pada kebersihan. Stadion ini juga menunjukkan tanda-tanda penuaan dari segi infrastruktur.
Kursi-kursi yang tidak nyaman, fasilitas toilet yang sering dikeluhkan, hingga teknologi yang sudah usang menjadi keluhan rutin para penggemar.
Terakhir kali stadion ini menjalani renovasi besar adalah pada 2006, jauh sebelum perkembangan pesat teknologi stadion seperti sekarang.
Baca juga: Absen Tiga Laga, Ruben Amorim Beberkan Nasib Marcus Rashford
Sebagai perbandingan, Tottenham Hotspur Stadium yang dibuka pada 2019 menjadi standar baru stadion sepak bola modern. Kandang The Lilywhites ini lengkap dengan fasilitas seperti bar berteknologi tinggi dan lapangan yang dapat diubah menjadi arena NFL.
Bahkan stadion-stadion yang lebih tua, seperti Anfield milik Liverpool, terus diperbarui untuk memastikan kenyamanan penonton. Dalam konteks ini, Old Trafford terlihat seperti fosil yang enggan berubah.
Kualitas Stadion Bisa Berdampak pada Citra Klub
Ketika stadion yang seharusnya menjadi kebanggaan justru menjadi beban, dampaknya tidak hanya terasa pada pengalaman penggemar, tetapi juga pada citra global Manchester United.
Sebagai salah satu klub paling terkenal di dunia, United seharusnya dapat memberikan pengalaman stadion yang tak tertandingi. Kini justru sebaliknya, Old Trafford malah menghadapi kritik yang terus meningkat, baik dari penggemar lokal maupun internasional.
Temuan infestasi tikus hanyalah salah satu dari serangkaian insiden yang mencoreng reputasi klub. Sebelumnya, stadion ini juga mendapat kritik setelah insiden penyajian ayam mentah dalam acara korporat.
Belum lagi soal kebocoran di kursi pemain yang juga sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial beberapa waktu lalu.
Baca juga: Inter Bungkam Como, Perebutan Puncak Klasemen Liga Italia Makin Sengit
Ketika stadion-stadion Premier League lainnya rata-rata memiliki peringkat kebersihan bintang lima, Old Trafford yang bertahan di bintang dua adalah tamparan besar terhadap standar klub.
Muncul wacana untuk membangun stadion baru sebagai solusi jangka panjang. Sebuah stadion baru tentu saja bisa memberikan fasilitas modern yang sesuai dengan harapan penggemar.
Namun, keputusan ini tidaklah sederhana. Old Trafford bukan sekadar stadion; ia adalah simbol, bagian dari identitas Manchester United.
Memindahkan markas ke stadion baru akan menjadi langkah kontroversial yang mungkin dapat memecah pendapat penggemar.
Di sisi lain, renovasi besar-besaran juga bukan hal yang mudah. Mengingat usia stadion yang sudah sangat tua, memperbarui infrastruktur lama bisa menjadi proyek yang memakan waktu dan biaya besar.
Selain itu, ada risiko bahwa renovasi tersebut tidak akan cukup untuk mengimbangi standar yang sudah ditetapkan stadion-stadion modern.
Old Trafford mungkin “old,” tetapi bukan berarti harus menjadi simbol masa lalu yang terlupakan. Melalui visi yang tepat, stadion ini bisa menjadi bukti bahwa tradisi dan inovasi dapat berjalan seiring, menjaga status Manchester United sebagai raksasa sepak bola dunia.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini