jurnalistika.id – Old Trafford stadion yang dikenal sebagai The Theatre of Dreams, kini semakin kehilangan auranya. Kekalahan telak Manchester United dari Bournemouth dengan skor 0-3, Minggu (22/12/2024), memperpanjang daftar hasil mengecewakan Setan Merah di kandang musim ini.
Akibat hasil ini, Manchester Untied sudah mengalami empat kekalahan kandang di Premier League musim ini, termasuk kekalahan dari Liverpool, Tottenham Hotspur, Nottingham Forest, dan kini Bournemouth.
Aura Old Trafford yang Memudar
Dulu, ketika Sir Alex Ferguson masih menjadi arsitek di Old Trafford, kemenangan di kandang hampir menjadi keniscayaan. Tim-tim lawan yang datang seringkali lebih fokus untuk bertahan demi menghindari kekalahan telak.
Namun, situasi sekarang sangat berbeda. Bournemouth, tim yang secara tradisional dianggap kelas menengah, mampu mengalahkan United dengan dominasi mencolok.
Baca juga: Liga Champions: Man City Hancur di Kandang Juventus
Kekalahan ini bahkan mencatatkan rekor buruk baru: untuk pertama kalinya dalam sejarah Premier League, MU kalah dalam dua laga kandang berturut-turut dengan margin tiga gol atau lebih melawan lawan yang sama. Fakta ini adalah pukulan telak bagi sejarah klub.
Salah satu sorotan terbesar dari kekalahan ini adalah lemahnya United dalam menghadapi situasi bola mati. Gol pembuka Dean Huijsen berasal dari sepak pojok yang gagal diantisipasi dengan baik.
Statistik menunjukkan bahwa United telah kebobolan 17 gol dari set pieces di Premier League sepanjang tahun 2024. Rekor terburuk mereka dalam satu tahun kalender sejak kompetisi ini dimulai.
Hal ini mengindikasikan masalah mendasar, baik dari sisi konsentrasi pemain maupun struktur pertahanan yang dirancang oleh staf pelatih. Justin Kluivert bahkan mencetak gol dari titik penalti setelah pelanggaran ceroboh, menunjukkan minimnya disiplin di lini belakang.
Krisis Identitas dan Konsistensi
Dengan kekalahan ini, Manchester United terdampar di posisi ke-13 klasemen sementara Premier League. Untuk klub sebesar United, ini adalah mimpi buruk.
Kekalahan beruntun di kandang telah membuat para pendukung mulai kehilangan kesabaran.
Apa yang salah? Apakah ini tentang kurangnya kualitas di skuad? Apakah sistem permainan yang diterapkan Erik ten Hag tidak cocok untuk liga Inggris? Atau, mungkin ini adalah kombinasi dari keduanya?
Lini serang yang tumpul, pertahanan yang keropos, dan mentalitas yang lemah telah menjadi ciri khas United musim ini. Jika Bournemouth, Nottingham Forest, dan bahkan Tottenham bisa menang mudah di Old Trafford, itu menandakan masalah yang lebih besar daripada sekadar kekalahan sesaat.
Kebangkitan atau Keterpurukan Lebih Dalam?
Manchester United kini menghadapi persimpangan. Jika hasil buruk ini terus berlanjut, Setan Merah berisiko terjebak di papan tengah atau lebih buruk lagi, mendekati zona degradasi.
Namun, setiap krisis juga membawa peluang. United perlu evaluasi besar-besaran, baik dari sisi taktik, komposisi pemain, maupun mentalitas tim.
Ruben Amorim sebagai suksesor Erik ten Hag yang datang dengan reputasi mentereng, harus segera menemukan cara untuk mengembalikan kehormatan Old Trafford.
Klasemen Liga Inggris
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
liga inggris
Manchester United
Old Trafford