Jurnalistika
Loading...

Dedi Mulyadi vs Mahasiswa dan Sorak-Sorai Netizen +62

  • A Rismawan

    21 Nov 2021 | 05:26 WIB

    Bagikan:

image

Dok: Youtube/Kang Dedi Channel

Jurnalistika.id – Setidaknya hingga hari ini, Minggu 21 November 2021, perdebatan antara Kang Dedi Mulyadi vs mahasiswa masih kerap menjadi perbincangan di berbagai media.

Perdebatan tersebut menjadi sorotan karena sosok Kang Dedi Mulyadi (KDM) selain statusnya sebagai anggota DPR RI, Dia merupakan mantan Bupati Purwakarta 2 Periode.

KDM yang tengah melakukan aksi bersih-bersih di sekitar Pasar Rebo, Kabupaten Purwakarta bersama Satpol PP, Dishub, DKPP, dan IWAPA tidak mengira bahwa kegiatannya itu akan dikritik oleh seorang mahasiswa bernama Yuda Dawami.

Yuda mempertanyakan kurang lebih dua hal kepada KDM yaitu pertama, mengenai Kewenangan dan kedua, mengenai Kebijakan.

Tentu saja KDM lihai dalam berkomunikasi karena pengalamannya dalam menangkal dan menakar sebuah kritik. Sehingga KDM melakukan pengalihan pokok bahasan dari kewenangan dia sebagai pejabat legislatif menjadi kesadaran untuk membersihkan sampah.

Dedi Mulyadi vs Mahasiswa Ditinjau dari Teori Dunning-krugger Effect

Foto: Mochamad Aripin

Perdebatan antara Dedi Mulyadi vs mahasiswa di atas, bila kita tinjau dari salah satu teori ilmu psikologi Dunning-krugger effect kita akan banyak menemukan individu-individu yang bias dan keliru menafsirkan kemampuan diri sendiri serta merasa lebih superior dan pintar.

Dunning-kruger effect sebenarnya berhadapan dengan dua masalah yaitu: Pertama, Kesimpulan mereka mengenai suatu informasi belum tentu benar, atau bahkan sepenuhnya keliru.

Kedua, Pengetahuan yang terbatas membuat mereka tidak menyadari kekeliruan tersebut. Maka, akibatnya mereka tidak mengecek ulang kebenaran atas opininya sendiri atau informasi yang mereka terima.

Dalam dua masalah yang menjadi sorotan mengenai perdebatan antara KDM dan Yuda mempunyai akibat negatif bagi orang yang masuk dalam kategori Dunning-kruger effect tersebut.

Beberapa dampak negatifnya cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, orang yang mengalaminya bisa jadi mempercayai informasi yang salah. Lalu dengan percaya diri ia menyebarkannya kepada orang lain. Kemudian mereka pun lebih sulit menerima kritik karena yakin bahwa opininya selalu benar.

Pertama, dari fenomena perdebatan antara sosok Dedi Mulyadi vs mahasiswa bernama Yuda ini akan berakibat kepada penerima informasi (Netizen). Informasi tersebut tidak divalidasi lagi kebenarannya.

Lalu, netizen akan menyimpulkan secara liar bahwa pihak KDM yang memenangkan perdebatan tersebut, namun akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya yaitu tidak akan menerima informasi dari Yuda, sehingga dapat disimpulkan menyudutkan posisi Yuda.

Kedua, para netizen tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya sangat terbatas sehingga tidak ada proses pengecekan ulang dalam informasi yang didapatnya. Ketika tidak ada pengecekan ulang dari informasi tersebut, netizen dengan percaya diri berpendapat dan menyebarkan informasi itu kepada orang lain.

Ketiga, bila melihat dari fenomena KDM vs Yuda, Netizen akan menghasilkan keangkuhan dari dalam dirinya masing-masing. Mereka lebih sulit menerima pandangan lain karena yakin bahwa dirinya benar.

*Penulis: Mochamad Aripin (Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Agama Islam STAI Dr. khez Muttaqien) Tidak mewakili pandangan dari redaksi jurnalistika.id

*Editor: Firman

Baca Juga:

Dedi Mulyadi

Dedi mulyadi vs mahasiswa

Mahasiswa

Purwakarta


Populer

Rangkuman Terkini Soal Banjir Besar di Sumut, Sumbar, dan Aceh
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami