jurnalistika.id – Disarankan lebih banyak mengenal tentang penyakit difteri agar dapat mengambil tindakan pencegahannya dengan cepat. Ketahui juga mengenai gejala, penyebab hingga cara pengobatannya.
Penyakit difteri belakangan ini melanda beberapa daerah. Contohnya di Kabupaten Garut, kasus wabah banyak dilaporkan menjangkit warga di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan dan mayoritas penderita merupakan anak-anak.
Bahkan dengan adanya wabah tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten pun sudah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Garut tentang Penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri selama 10 bulan ke depan.
Baca juga: Penyakit Difteri Landa Garut, 72 Orang Diperiksa Dinkes
Lebih Mengenal Difteri
Lantas apa itu penyakit difteri? Berikut telah diulas gejala, penyebab hingga cara pengobatannya, seperti dikutip dari berbagai sumber.
Apa itu Difteri?
Dilansir dari dari laman resmi Kementerian Kesehatan, difteri adalah penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka. Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan beresiko menimbulkan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Penyebab Infeksi
Adapun penyebab dari penyakit tersebut dikarenakan infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae. Bakteri yang dapat menular dari partikel udara, benda pribadi hingga peralatan rumah yang terkontaminasi. Dan paling sering menginfeksi bagian hidung dan tenggorokan.
Setelah menginfeksi, bakteri akan melepaskan racun atau zat berbahaya. Kemudian dia akan menyebar melalui aliran darah sehingga menyebabkan lapisan abu-abu tebal yang umumnya terbentuk di area hidung, tenggorokan, lidah dan saluran udara lainnya.
Bahkan dalam beberapa kasus, racun tersebut bisa merusak organ vital lain, misalnya jantung, otak sampai ginjal. Karenanya, berpotensi menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Gejala Penyakit
Sementara itu, gejala penyakit Difteri paling umum ditemukan muncul 2-5 hari setelah orang terinfeksi bakteri Corynebacterium diphteriae. Meski dapat menyerang banyak organ tubuh, tetapi yang paling menonjol adalah pada tenggorokan.
Berikut adalah beberapa gejala yang dapat muncul ketika sudah terinfeksi:
- Merasakan sakit di tenggorokan atau terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi amandel.
- Suara sesak dan sulit bernapas dengan cepat
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher
- Merasa lemas dan lelah
- Demam dan menggigil
- Batuk Keras
- Gangguan penglihatan
- Keringat Dingin
- Kulit pucat atau membiru
Disarankan segera ke dokter kalau sudah merasakan gejala untuk dapat ditangani secepatnya, atau jika gejalanya sudah komplikasi segera ke IGD rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Cara Pengobatan
Sebagai penyakit yang berpeluang memberikan dampak fatal pada diri, maka perlu diobati sesegera mungkin dan secara agresif. Karena itu disarankan sesegera mungkin pergi ke dokter untuk dapat diperiksa.
Beberapa jenis pengobatan yang dilakukan untuk menangani difteri adalah, suntik antiracun (antitoksin) memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri dan mengatasi infeksi. Namun, semuanya itu harus sesuai dengan anjuran dokter.
Sementara menurut situs resmi RSUD Pariaman, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pengobatan di rumah. Seperti Banyak bed rest atau istirahat di tempat tidur. Batasi aktivitas fisik apabila jantung terpengaruh. Penderita mungkin memerlukan istirahat di tempat tidur selama beberapa minggu atau sampai pulih total.
Kemudian lakukan isolasi ketat, Sebaiknya hindari penyebaran penyakit pada orang lain apabila sudah terinfeksi.
Hal yang terpenting adalah jangan melakukan pengobatan mandiri jika tidak punya kemampuan maupun pengetahuan penanganan penyakit difteri. Karena ditakutkan infeksi justru menjadi lebih fatal dan berbahaya, untuk itu langkah yang paling baik dilakukan adalah pergi ke dokter.
Baca berita lainnya di Google News, klik di Sini.
(arn/red)