jurnalistika.id – Garda Revolusi Iran (IRGC) mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) menyusul pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel yang disampaikan Presiden AS Donald Trump. Komandan Garda, Mohammad Pakpour, menyebut Iran tak akan tinggal diam jika diserang kembali.
“Kami memperingatkan presiden Amerika yang bodoh dan tolol… bahwa jika agresi terhadap Republik Islam Iran dan tanah para martir kami terulang, ia akan menerima balasan yang lebih menghancurkan dan membuat menyesal,” kata Pakpour seperti dikutip televisi pemerintah Iran, Selasa (24/6/2025).
Pernyataan ini muncul hanya beberapa jam setelah Trump mendeklarasikan bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata total yang akan berlaku dalam 24 jam ke depan.
Baca juga: Trump Umumkan Iran-Israel Sepakat Gencatan Senjata, Berlaku Mulai Hari Ini
Lewat platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa gencatan senjata akan dimulai secara bertahap. Iran menghentikan serangan terlebih dahulu, diikuti Israel 12 jam kemudian. Di jam ke-24, konflik yang telah berlangsung selama 12 hari itu diklaim akan resmi berakhir.
“Telah disepakati sepenuhnya oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA SELURUHNYA… selama 12 jam, yang pada saat itu Perang akan dianggap BERAKHIR!” tulis Trump dengan huruf kapital.
Ia juga menyampaikan harapan bahwa masing-masing pihak akan tetap menjaga sikap damai dan saling menghormati selama masa gencatan senjata berlangsung.
Namun, reaksi dari Iran justru menunjukkan sikap skeptis terhadap pernyataan damai tersebut. Peringatan dari IRGC mengindikasikan bahwa ketegangan antara Washington dan Teheran masih jauh dari mereda.
Sebelum pengumuman gencatan senjata, Iran diketahui telah meluncurkan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan Amerika terhadap fasilitas nuklirnya akhir pekan lalu.
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Israel maupun Iran terkait rincian teknis gencatan senjata yang diumumkan Trump. Situasi di kawasan masih bersifat dinamis dan diawasi ketat oleh komunitas internasional.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

