Jurnalistika
Loading...

Tips Hidup Selalu Bahagia, Gus Baha Ungkap Kisah Ulama dalam Menghadapi Masalah

  • Khazim Mahrur

    15 Apr 2023 | 18:45 WIB

    Bagikan:

image

Tips hiduyp rileks dan bahagia dari Gus Baha. (Ilustrasi: Pexels/Jill Wellington)

jurnalistika.id – Hidup rileks dan selalu bahagia merupakan dambaan semua orang. Kaya dan miskin, memiliki pangkat atau tidak selalu mendambakan hidup bahagia. Namun, kebahagiaan ini tidak selalu kita dapatkan. Dalam hidup, manusia tidak bisa lepas dari ujian dan cobaan.

Ujian dan cobaan yang datang tentu saja membuat kehidupan kita merasa sedih dan kecewa. Terlebih, jika ujian dan cobaan tak henti-hentinya, silih berganti menghantui kehidupan kita. Tentu saja, jika kita mengalami hal ini akan merasa putus asa dan sangat kecewa.

K.H. Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, membagikan tips hidup rileks dan selalu bahagia dari Imam Ahmad dan Imam Syafi’i, yang merupakan ulama besar dan kondang. Perihal mengatasi masalah dalam hidup, menurut Gus Baha kitab-kitab tasawwuf telah sukses mengajarkan bagaimana mengatasi hal ini.

gus baha
Gus Baha (dok: laduni)

“Kitab tasawwuf ini sukses mengajarkan bahwa melihat alam raya ini nyaman, termasuk yang mengecewakan. Itu dianggap nyaman. Saya berkali-kali mengajarkan ilmu ini”, Kata Gus Baha dikutip dari Kanal You Tube Faqih Fadilla, Jum’at (13/04/23).

Imam Ahmad Tidak Marah Ketika Dibohongi

Pelajara-pelajaran berharga dari kitab tasawuf ini, menurut Gus Baha telah dipraktekkan para ulama, sehingga jika ia menghadapi suatu permasalahan tidak terus menerus larut dalam kesedihan. Dalam hal ini ia mengambil kisah berharga dari Imam Ahmad. Gus Baha menceritakan, Imam Ahmad pernah dipanggil seorang anak muda yang merupakan tetangganya.

“Pemuda tadi memanggil:  “ya Ahmad, datang ke rumah saya!” Lantas Imam Ahmad datang, setelah sampai rumah pemuda tadi, pemuda tersebut berkata: “pulanglah, saya tidak butuh kamu! Imam Ahmad kemudian pulang”, kisah Gus Baha.

“Setelah sampai rumah, pemuda tadi kembali memanggil dan Imam Ahmad kembali datang dan pemuda tersebut kembali memperlakukan imam Ahmad seperti waktu pertama kali beliau datang ke rumah pemuda tersebut. Hal ini terjadi sampai berulang 3 kali”, tutur Gus Baha melanjutkan ceritanya.

Murid kesayangan Mbah Moen ini mengatakan, menanggapi perilaku pemuda tadi, Imam Ahmad tidak marah dan sedih. Namun sebaliknya terlihat sangat rileks dan tetap tersenyum seperti tidak pernah terjadi sesuatu yang menjengkelkan pada dirinya.

Imam Ahmad sama sekali tidak tersinggung perilaku pemuda itu. Atas reaksi Imam Ahmad ini akhirnya pemuda tadi merasa sangat heran dan menanyakan perihal perbuataannya yang seharusnya membuat hati Imam Ahmad kesal dan jengkel.

“Lama-lama pemuda tersebut bertanya: “Ya Ahmad saya perlakukan begitu kok kamu tidak tersinggung, kamu senyum-senyum saja. Happy-happy saja. Jawab Imam Ahmad: “Wahai Pemuda, saya  kamu panggil itu senang sekali. Karena kata Nabi kalau kamu iman kepada Allah dan Rasul, maka hormatiah tetangga. Jadi saya senang, nuruti perintah Allah untuk menghormati tetangga, jadi tidak ada urusannya dengan kamu.” kata Gus Baha melanjutkan ceritanya.

Lebih lanjut Gus Baha menekankan pentingnya amal dilakukan karena Allah SWT. Hal ini yang menyebabkan kita tidak akan didikte oleh makhluk dan akan selalu terhindar dari rasa marah dan kecewa. Sebab Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Sempurna. Mengharap balasan dari Allah tidak akan kecewa, karena Dia Dzat Yang Maha Sempurna, lain halnya jika kita mengharap balasan dari manusia.

Imam Syafi’i Cuek dengan Orang Yang Membencinya

Selain Imam Ahmad, Gus Baha juga menceritakan kisah Imam Syafi’i yangtak kalah dahsyatnya ketika menghadapi orang-orang munafik.

“Jadi ulama dahulu melihat dunia itu happy. Pernah Imam Syafi’i dikasih tahu orang bahwa orang yang tadi mencium tangannya itu diluar menghujatnya. Jadi sopan hanya didepannya (Imam Syafi’i). Imam Syafi’i menjawab: “ya bagus itu, berarti saya masih wibawa sebab di depan saya ia tidak berani”, kata Gus Baha.

Gus Baha melanjutkan ceritanya bahwa pernah suatu ketika Imam Syafi’i dikasih kabar bahwa separo dari penduduk kampung tidak menyukainya. Imam Syafi’i menjawab dengan santai bahwa hal tersebut mejadikan mereka tidak akan hutang kepadanya.

Kesimpulan

Kisah Imam Ahmad dan Imam Syafi’i di atas dapat diambil hikmah dan pelajaran dalam menghadapi suatu masalah yang boleh jadi berupa ujian hidup atau hal-hal pahit lainnya. Tentunya berkaca dari kisah di atas, ada 3 poin pokok yang menjadi kunci agar hidup kita senantiasa tenang dan diliputi kebahagiaan.

  1. Lakukanlah sesuatu karena Allah SWT dan hanya mengharapkan balasan dari-Nya;
  2. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, baik yang menyenangkan atau yang menyedihkan sejatinya harus diyakini sebagai ujian yang datangnya dari Allah agar kita menjadi orang yang takwa.
  3. Senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan mampu mengambil sisi positifnya meskipun hal itu merupakan kejadian yang menyakitkan dan mengecewakan hati kita.

Baca berita dan ikuti jurnalistika di Google News, klik di Sini.

kontributor: Khazim

Gus Baha

kisah ulama


Populer

Sejarah Kesultanan Banten Ubah Jalan Perdagangan Nusantara
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami