Jurnalistika
Loading...

Shorof: Ilmu untuk Mengetahui Perubahan Kata dalam Bahasa Arab

  • Firman Sy

    25 Okt 2022 | 14:03 WIB

    Bagikan:

image

Ilustrasi belajar membaca Alquran. (Masjid MABA on Unsplash)

jurnalistika.id – Seseorang yang sedang mempelajari Bahasa Arab penting mempelajari ilmu shorof. Karena dengan shorof, kita dapat mengetahui perubahan dari satu kata ke bentuk lainnya dalam Bahasa Arab.

Pada dasarnya, ilmu shorof merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan kata yang mempengaruhi perubahan makna. Misalnya kata yang bermakna ‘Satu orang telah menulis‘, kemudian berubah menjadi ‘Dua orang telah menulis‘, ‘Dua orang akan menulis‘, dan lain-lain.

Dengan kata lain, ilmu shorof adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk kalimat sehingga berubah arti akibat pengaruh perubahan waktu; akan/sedang atau telah, pelaku, objek penderita, tempat/alat atau zaman.

Selain itu, ilmu shorof dikenal pula sebagai ibunya ilmu. Sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu shorof adalah ibu dari berbagai ilmu, sedangkan ilmu nahwu adalah ayahnya.

Perbedaan Ilmu Shorof dan Nahwu

Meski sebagian orang menganggap shorof sebagai bagian dari nahwu, tapi jika melihat fungsinya, keduanya memiliki fungsi yang berbeda dalam struktur Bahasa Arab.

Fungsi shorof lebih kepada mempelajari perubahan kata ke bentuk lainnya sehingga mendapatkan makna yang berbeda. Sedangkan Ilmu nahwu mempelajari susunan kata beserta kaidah yang terkait dengannya, seperti mengetahui harakat akhir, dan kedudukan kalimat yang tepat.

Hakikat dan Keutamaan Ilmu Shorof

Hakikat ilmu shorof adalah ilmu yang berkaitan dengan ilmu Qur’an, sunnah, dan ilmu lainnya. Di antara keutamannya adalah :

  • Semua orang yang mempelajari bahasa Arab membutuhkan ilmu shorof agar menjadi acuan untuk mengetahui asal-usul kata Bahasa Arab.
  • Dengan mempelajari shorof, kita bisa mengetahui pengukuran atau qiyas dalam bahasa Arab.
  • Dengan shorof, kita juga dapat mengetahui Istiqoq (derivasi kata atau penurunan kata).
  • Banyak pembahasan bahasa Nahwu dan Imla (sesuatu yang dikatakan atau dibaca keras-keras supaya ditulis oleh orang lain) tergantung pada Shorof

Di dalam koleksi naskah manuskrip Aksara Arab yang terdapat di Kementrian Agama RI, ada naskah mengenai ilmu shorof. Naskah yang berjudul Ikhtisar Sorof  itu berisi pelajaran ilmu sorof yang menjadi koleksi Museum Banten Girang. Penulis dan penyalinnya yaitu H. Abdul Mufid ibn Abdullah al-Jawi al-Bantani.

Naskah ini memang kurang lengkap, sebagian besar halamannya telah hilang, lepas dari jilidannya. Sebagian masih dijilid dengan benang, tidak memiliki sampul, tidak memiliki nomer halaman, tidak memiliki kata alihan, ilustrasi, dan iluminasi.

Namun, naskah yang ditulis di atas kertas Eropa dengan water­mark dan countermark yang agak sulit untuk mengidentifikasinya ini merupakan salah satu naskah ilmu pengetahuan yang bisa dibaca dan dikulik informasinya mengenai ilmu shorof.

Di dalam naskah tersebut kurang lebih disebutkan perubahan-perubahan yang berkisar pada pengucapan (lafadz), dan yang berkisar pada pengucapan dan makna kata.

Baca: Kadar Zakat Fitrah dan Konversi Satuan dari Sha’ ke Kilogram

Bahasan Penting saat Mempelajari Shorof

Pembahasan penting yang ada di dalam Ilmu Shorof yaitu mengenai Fi’il, Isim, Mashdar, Wazan, dan Tashrif.

Ragam istilah dalam shorof yaitu Tasrif, Isytikak, Zawaid, dan Wazan. Sedangkan ragam istilah dalam perubahan bentuk kata yaitu mengenai Bina Fi’il.

Adapun agam istilah dalam perubahan kelas kata yaitu Bina Isim. Ragam istilah terkait derivasi yaitu iklal, ibdal, dan idgam. Terakhir adalah Ragam istilah defleksi yang membahas tentang fi’il, mashdar, isim, sifat musyabihat, dan nasab.

Adapun penjelasan singkat mengenai pembagian dari ragam-ragam di atas adalah sebagai berikut:

Tasrif

  • Adalah perubahan bentuk kata sesuai dengan perbedaan kasus, waktu, jenis kelamin, jumlah, atau situasi.

Isytikak

  • Yaitu perubahan kata dasar menjadi bentuk kata lain yang memiliki keterkaitan makna tanpa menghilangkan huruf aslinya.

Zawaid

  • Sama dengan Afiks. Huruf-huruf konsonan dan huruf vokal yang ditambahkan pada kata dasar guna mengubah makna gramatikal kata dasar tersebut.

Wazan

  • Kata yang menjadi acuan bacaan, sedangkan Mauzun adalah kata yang bacaannya mengikuti wazan.

Bina Fi’il

  • Bentuk bangunan kata kerja secara keseluruhan meliputi huruf pembentuk kata (fonem), varian fonem (alofon), dan sukun (konsonan).

Bina Isim

Bentuk bangunan kata benda secara keseluruhan meliputi huruf pembentuk kata (fonem), varian fonem (alofon), dan sukun (konsonan).

Iqlal

  • Adalah perubahan bacaan yang terjadi pada huruf wawu, alif, dan hamzah agar kata mudah diucapkan, namun ada juga yang di luar ketentuan 4 huruf tersebut.

Ibdal

  • adalah pengganti huruf dengan huruf yang lain.

Idgam

  • Adalah memasukkan huruf ke huruf yang lain karena sejenis dan antara keduanya tidak dipisah.

Masdar

  • Kata benda yang maknanya menunjuk pada suatu peristiwa, kejadian, atau abstraksi, namun tidak menjelaskan waktu berlangsungnya kejadian.

Sifat musyabihat

  • Yaitu kata benda bermakna sifat yang diambil dari fi’il tsulasi mujaroad intransitif, dan menyerupai Isim fa’il dalam hal Muzakkar, muannas, tasniah, maupun jamak.

Nasab

  • Yaitu kata benda yang menunjukkan arti keluarga, golongan, jenis, aliran, suku, atau bangsa.

)*Penulis : Selvia Anggraini

bahasa

bahasa arab

ilmu shorof

nahwu shorof


Populer

Sejarah Kesultanan Banten Ubah Jalan Perdagangan Nusantara
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami