Jurnalistika
Loading...

Indonesia Masuk Masa Pancaroba, BMKG Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrem

  • Jurnalistika

    23 Mei 2025 | 14:45 WIB

    Bagikan:

image

BMKG mengeluarkan sejumlah himbauan saat Indonesia memasuki masa pancaroba. Ilustrasi (Pixabay).

jurnalistika.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seiring masuknya sebagian besar wilayah Indonesia ke masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

Berdasarkan analisis klimatologi terkini dasarian II Mei 2025, hanya sekitar 11 persen zona musim yang telah resmi memasuki musim kemarau.

Sebaliknya, sekitar 73 persen wilayah Indonesia masih berada dalam musim hujan, menandakan dominasi fase transisi yang rawan perubahan cuaca ekstrem.

“Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam periode peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau,” tulis BMKG dalam keterangannya, Jumat (23/5/2025), dikutip dari Media Indonesia.

Baca juga: Lalin UIN–Pasar Gintung Ciputat Macet Jumat Pagi, Ini Penyebabnya!

Dalam fase pancaroba, masyarakat diminta untuk memperhatikan perubahan cuaca yang kerap datang tiba-tiba, termasuk potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Risiko ini meningkat di wilayah terbuka maupun area dengan infrastruktur yang sudah rapuh.

Jangan Berteduh di Bawah Pohon

BMKG mengingatkan warga agar tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi petir, serta menghindari bangunan dan fasilitas yang berisiko roboh saat angin kencang melanda.

Di sisi lain, masyarakat juga diimbau menjaga kesehatan tubuh, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Intensitas radiasi sinar matahari di siang hari selama masa pancaroba cenderung tinggi, sehingga bisa berdampak buruk pada kondisi fisik.

“Menjaga kecukupan cairan tubuh terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan saat siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya,” tulis BMKG.

BMKG juga menyarankan penggunaan pelindung atau tabir surya untuk mengurangi risiko dari paparan sinar matahari langsung, terutama bagi pekerja lapangan, pengemudi ojek daring, petani, hingga pelajar yang beraktivitas di luar ruangan.

Tak hanya cuaca panas dan angin kencang, potensi bencana hidrometeorologi juga tetap menjadi perhatian. BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan terhadap kemungkinan banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor yang bisa terjadi secara mendadak.

“Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja,” tulis keterangan BMKG.

Masyarakat juga diminta tetap tenang dan memahami langkah-langkah evakuasi yang harus dilakukan jika situasi darurat terjadi. Jangan lupa membekali diri dengan pengetahuan dasar mitigasi bencana yang sesuai dengan wilayah tempat tinggal masing-masing.

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

bmkg

Musim Kemarau

musim pancaroba