jurnalistika.id – EA Sports memilih taktik yang tepat dalam memperbarui citra, identitas, dan wajah di pasar atau rebranding game sepakbola mereka dengan memisahkan diri dari FIFA. Keputusan ini pun bisa dibilang berhasil karena EA Sports justru mendapatkan income lebih besar.
Jika sebelumnya, EA Sports masih memakai FIFA dalam game sepakbola online besutannya, kini mereka telah menggantinya menjadi EA Sports FC. Pertagantian ini sudah terjadi sejak September 2023 lalu.
Keputusan untuk meninggalkan nama FIFA dilakukan setelah lisensi yang telah terjalin sejak 1993 berakhir. Mengubah nama di pasar tentu bisa saja menjadi langkah yang keliru terlebih sudah dalam jangka waktu yang lama.
Namun rupanya, EA berhasil meraup keuntungan meski harus membayar lebih dari 150 juta per dolar AS atau setara Rp2,2 triliun per tahun untuk lisensi tersebut, yang akhirnya mereka tolak.
Baca juga: Hentikan 5 Kebiasaan Ini Jika Tidak Ingin HP Kamu Meledak
Dalam laporan yang dipublikasikan oleh The Economist, EA Sports FC menunjukkan potensi besar dengan proyeksi penjualan hampir 30 juta kopi setiap tahunnya.
Tak hanya itu, pendapatan dari transaksi dalam game yang dilakukan oleh pengguna mendorong total pendapatan tahunan perusahaan ini lebih dari 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp45,5 triliun. Data ini berdasarkan pengamatan firma analis MoffettNathanson.
Rebranding Tidak Sekedar Ganti Nama
Kendati demikian, perlu diketahui EA Sports bukan cuma melakukan rebranding pergantian nama. Perusahaan juga melakukan langkah strategis yang diakui oleh Senior Vice President EA Sports, Andrea Hopelain.
Dampak nyata dari perubahan ini terlihat melalui peningkatan pendapatan 4-6 persen dibandingkan periode sebelumnya.
EA kini dapat menggunakan dana yang sebelumnya dialokasikan untuk lisensi FIFA guna memperkuat promosi brand mereka. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mensponsori LaLiga yang kini dikenal dengan nama LaLiga EA Sports.
Baca juga: 5 Cara Mudah untuk Memulihkan Data yang Hilang di Komputer
Logo EA juga terlihat mendominasi pertandingan sepak bola dunia. Termasuk di lengan wasit Liga Inggris, dan sejumlah atribut lainnya.
Lebih dari itu, EA kini memiliki kebebasan untuk menjalin kemitraan yang lebih erat dengan perusahaan besar seperti Nike dan Pepsi, tanpa terhambat oleh kontrak eksklusif FIFA dengan Adidas dan Coca-Cola.
Hal ini memberi ruang bagi EA untuk berinovasi. Seperti meluncurkan fitur berbagi cuplikan video dan penjualan merchandise digital yang menarik minat penggemar.
FIFA Coba Kembangkan Kompetitor
Sementara EA melanjutkan langkah positifnya, FIFA berusaha untuk mempertahankan eksistensinya. Federasi sepak bola itu merencanakan game saingan yang diproyeksikan akan menjadi yang terbaik.
Namun, rencana tersebut menemui hambatan, terutama setelah Take-Two, yang sebelumnya dirumorkan terlibat, menyatakan menolak.
Melihat lisensi eksklusif dan basis penggemar yang luas, EA Sports FC tampak akan terus mendominasi pasar game olahraga. Sementara FIFA dan pesaing lainnya harus berjuang keras untuk dapat mengejar ketertinggalan.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini