jurnalistika.id – CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkap kekhawatiran terkait meningkatnya ketergantungan anak muda terhadap ChatGPT dalam pengambilan keputusan pribadi.
Ia menyebut fenomena ini sebagai hal yang “buruk dan berbahaya”, terutama saat AI mulai menggantikan peran hubungan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Pernyataan itu disampaikan Altman saat berbicara dalam sebuah konferensi perbankan yang digelar oleh Federal Reserve, dikutip dari Business Insider.
Ia mengungkapkan bahwa ada remaja yang mengaku tidak bisa mengambil keputusan hidup tanpa berkonsultasi terlebih dulu dengan ChatGPT.
“ChatGPT kenal aku, kenal teman-temanku. Aku bakal lakuin apa pun yang dia bilang. Rasanya itu sangat buruk buatku,” ucap Altman, mengutip pernyataan salah satu pengguna muda.
Baca juga: Anak IT Wajib Tahu! Ini Dia 6 Tools AI Terbaik untuk Bantu Coding
Saat ini, ChatGPT menerima lebih dari 2,5 miliar permintaan setiap hari dari lebih dari 500 juta pengguna aktif mingguan. Anak muda disebut sebagai kelompok pengguna yang paling dominan.
Survei Common Sense Media mencatat bahwa 72% remaja menggunakan pendamping AI, dengan 23% di antaranya menyatakan cukup atau sepenuhnya mempercayai saran yang diberikan.
Altman menilai, sekalipun AI seperti ChatGPT mampu memberikan saran berkualitas tinggi, ketergantungan emosional yang berlebihan tetap berisiko.
“Bahkan jika ChatGPT memberikan saran yang jauh lebih baik daripada terapis manusia mana pun, ada sesuatu yang terasa buruk dan berbahaya ketika kita secara kolektif memutuskan untuk hidup sesuai dengan apa yang dikatakan AI,” jelasnya.
Lebih jauh, Altman menyinggung risiko amplifikasi bias dan dampak sosial jangka panjang dari AI yang tidak teregulasi. Ia khawatir penggunaan AI yang terus meningkat dapat menggerus kualitas hubungan antarmanusia, terutama dalam hal komunikasi dan dukungan emosional.
“Ini bukan hanya tentang produktivitas, ini tentang bagaimana kita berhubungan satu sama lain dan tumbuh sebagai masyarakat,” tegas Altman.
OpenAI sendiri tengah berupaya mencari solusi terhadap fenomena ini, termasuk dengan mengevaluasi batasan dan tanggung jawab etis dari penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.