jurnalistika.id – Mahasiswa Indonesia tercatat sebagai pengguna terbesar kecerdasan artifisial (AI) dalam proses pembelajaran dibandingkan negara lain yang disurvei dalam Global Student Survey 2025 oleh Chegg.
Survei yang dilakukan terhadap 11.706 mahasiswa usia 18–21 tahun dari 15 negara ini menunjukkan bahwa 95% responden mahasiswa Indonesia telah memanfaatkan Generative AI (GenAI) untuk mendukung aktivitas akademik mereka.
Angka tersebut jauh melampaui capaian rata-rata global, di mana empat dari lima mahasiswa dunia tercatat sudah menggunakan GenAI. Hanya 20% dari total responden global yang belum pernah memanfaatkan AI dalam proses belajarnya.
Mayoritas mahasiswa Indonesia menggunakan GenAI untuk menyelesaikan tugas akademik (86%), menyusun rencana pengembangan karier (52%), hingga mengatur jadwal pribadi (33%).
Menyusul Indonesia, Malaysia berada di posisi kedua dengan 90% responden mahasiswa yang telah memakai GenAI. Sementara di peringkat ketiga ada Arab Saudi (89%), diikuti Spanyol (87%), Brasil (84%), Korea Selatan (84%), India (84%), Kenya (83%), Meksiko (83%), dan Afrika Selatan (81%).
Baca juga: Menteri Pariwisata Apresiasi Upaya Pelindo Hadirkan Marina Premium Pertama di Indonesia
Menurut survei Chegg, GenAI memberikan dampak positif terhadap proses belajar. Sebanyak 55% responden global merasa AI membantu mereka belajar lebih cepat, 41% mengatakan AI memberi mereka lebih banyak waktu luang, dan 38% menyebut AI mendorong kreativitas dalam pembelajaran.
Selain itu, 37% merasa AI membuat proses belajar lebih interaktif, dan 28% lainnya menilai AI membantu mereka mengurangi biaya tambahan untuk kursus.
Survei dilakukan pada 1–23 Oktober 2024 secara daring dan merepresentasikan kondisi pendidikan serta tantangan yang dihadapi mahasiswa secara global, termasuk peran teknologi dalam menunjang kehidupan akademik mereka.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
