jurnalistika.id – CEO OpenAI pengembang ChatGPT, Sam Altman membongkar soal potensi ancaman kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang bisa menghilangkan banyak pekerjaan di masa depan. Hal ini selayaknya yang belakangan dikhawatirkan oleh banyak orang.
Sam Altman menilai perkembangan AI telah membantu membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Karenanya, kemungkinan hilangnya banyak lapangan kerja bisa menjadi salah satu dampak dari perkembangan teknologi itu.
“Ini (AI) akan menghilangkan banyak pekerjaan saat ini, dan ini bakal mengubah cara kerja banyak pekerjaan saat ini, dan ini akan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini selalu terjadi pada teknologi,” ucap Sam Altman seperti dikutip dari Tech Times, pada Sabtu (11/5/2024).
Altman lantas menyarankan agar manusia untuk terus meningkatkan kemampuannya di tengah perkembangan AI. Sebab ia memiliki ekspektasi yang tinggi akan inovasi teknologi yang saat ini terus mengalami peningkatan.
Baca juga: 5 Dampak Positif dan Negatif AI Dalam Kehidupan Sehari-hari
Namun, Altman menjelaskan platform AI buatannya ChatGPT akan berusaha untuk mematuhi norma-norma yang ada dalam etika. Walaupun menurutnya ada perbedaan pendapat dalam menetapkan standar etika untuk sistem AI.
“AI memiliki potensi transformatif yang lebih besar daripada masalah ekonomi,” ujarnya.
Bos ChatGPT itu juga menyoroti potensi AI dalam penemuan ilmiah. Ia memposisikannya sebagai pendorong penting pertumbuhan dan kemajuan ekonomi berkelanjutan.
Sekarang ini, AI memang sudah digunakan oleh banyak industri, salah satu alasannya karena dirasa dapat mempermudah pekerjaan. Bahkan dalam laporan terbaru Resume Builder, perusahaan dan industri yang sudah menggunakan kecerdasan buatan akan melakukan PHK besar pada tahun depan.
Resume Builder mencatat dari 750 pemimpin bisnis yang sudah menerapkan AI, sekitar 37 persen di antaranya mengaku teknologi dapat menggantikan pekerja pada tahun 2023. Adapun sebagian memperkirakan pemutusan hubungan kerja akan karena perkembangan semakin besar mulai pada tahun 2024.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini