jurnalistika.id – Manchester United (MU) akan kembali bersua Tottenham Hotspur dalam laga pamungkas Liga Europa 2024/2025 yang dijadwalkan berlangsung di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB.
Pertandingan ini menjadi ajang unjuk gigi dua tim Premier League yang sama-sama tengah limbung di kompetisi domestik. Setan Merah dan The Lilywhites menganggap final ini sebagai kesempatan terakhir menyelamatkan musim.
Posisi keduanya di klasemen Premier League yang terpaut tipis dari zona degradasi membuat trofi Eropa menjadi harapan paling realistis, sekaligus tiket otomatis ke Liga Champions musim depan.
Baca juga: Real Madrid Bidik Rodri, Siap Tebar Uang Demi Perkuat Lini Tengah
Manchester United datang ke final dengan modal kemenangan telak atas Athletic Bilbao di semifinal. Anak asuh Ruben Amorim tampil solid dalam dua leg, dan menang agregat meyakinkan 7-1.
Sementara itu, Tottenham berhasil menyingkirkan Bodo/Glimt dengan skor agregat 5-1 lewat permainan disiplin dan efektif di kedua leg.
MU Tak Pernah Menang Lawan Tottenham Musim Ini
Namun di balik kemenangan di Eropa, performa MU justru tampak meragukan saat berhadapan dengan Tottenham dalam beberapa pertemuan terakhir.
Tiga kekalahan beruntun dialami Bruno Fernandes dan kawan-kawan atas klub asal London tersebut sepanjang musim ini. Bahkan, catatan pertemuan lima musim terakhir menunjukkan dominasi Spurs.
Sejak kemenangan terakhir MU atas Tottenham pada Oktober 2022 (2-0), mereka belum lagi mencicipi kemenangan atas rivalnya itu. Teranyar, MU takluk 0-1 di London pada Februari 2025, setelah sebelumnya dihajar 3-4 dan 0-3 di dua pertemuan sebelumnya musim ini.
Kondisi tersebut membuat prediksi pertandingan Tottenham vs MU akan menjadi berat bagi Ruben Amorim dan anak asuhnya.
MU Tampil Gemilang di Liga Europa
Namun, hal yang perlu dicatat adalah catatan impresif MU di Liga Europa musim ini. Mereka belum terkalahkan sepanjang kompetisi.
Walaupun keberuntungan seperti kartu merah yang didapat lawan mereka di beberapa pertandingan penting sempat menimbulkan keraguan terhadap kekuatan sebenarnya dari tim asuhan Amorim.
Di sisi lain, Tottenham terlihat jauh lebih siap dari segi taktik maupun psikologis. Manajer Ange Postecoglou tampaknya tahu benar celah MU.
Baca juga: Raphinha Sepakat Bertahan, Barcelona Siapkan Kontrak Baru dan Gaji Fantastis
Dalam tiga pertemuan musim ini, ia sukses meredam lini tengah MU dan memaksimalkan kecepatan pemain depannya seperti Son Heung Min dan Dominic Solanke.
Duet lini depan ini juga diprediksi akan menjadi momok bagi pertahanan MU yang kerap tampil tidak konsisten. Apalagi, MU belum menunjukkan lini belakang yang benar-benar solid sepanjang musim.
Jika berkaca pada pertemuan terakhir dan performa dua tim di Premier League, banyak pihak yang memfavoritkan Tottenham untuk merebut trofi. Mereka punya rekor pertemuan yang lebih baik, permainan yang lebih stabil, dan tidak terlalu bergantung pada keberuntungan.
Meski demikian, MU tentu tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Laga final adalah soal mental dan momen.
Jika Amorim mampu membangkitkan semangat juang para pemainnya dan memutus siklus kekalahan dari Spurs, peluang untuk membawa pulang trofi tetap terbuka.
Namun, jika Tottenham mampu bermain tenang dan memanfaatkan setiap kelemahan yang diperlihatkan MU di tiga pertemuan terakhir, trofi Liga Europa kemungkinan besar akan meluncur ke London Utara.
Melihat tren dan data yang ada, prediksi skor akhir condong ke Tottenham. Skor tipis 2-1 diprediksi akan mengakhiri perjalanan MU di Eropa musim ini dengan kegagalan, sekaligus membuat Spurs puasa trofi Liga Europa sejak terakhir memenangkan pada 1984 silam.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
