jurnalistika.id – Pentingnya peserta didik menghafal materi pembelajaran hingga saat ini masih menjadi polemik. Mendikbud Nadiem Makarim pernah mengatakan bahwa tantangan masa depan dengan kompleksitas tinggi tidak lagi membutuhkan kompetensi menghafal. Saat ini yang dibutuhkan ialah peserta didik yang memiliki core kompetensi.
Terlepas dari hal tersebut, kompetensi menghafal dan core kompetensi sama pentingnya. Pada tataran praktis, sebagai seorang guru sangat merasakan pentingnya sebuah kegiatan pembelajaran dalam mencapai dua kompetensi tersebut.
Pentingnya menghafal materi pembelajaran didasarkan pada permasalahan dalam lembaga pendidikan. Salah satunya terkait soal tes yang dihadapi peserta didik. Dalam soal tes, kita kerap menjumpai pertanyaan-pertanyaan semisal: apakah yang dimaksud…?, sebutkan!, jelaskan!, urutkan! dan yang semisalnya.
Disadari atau tidak, jenis-jenis pertanyaan tersebut menuntut peserta didik mampu menghafal materi yang dipelajari.
Bagaimana agar peserta didik mudah dan cepat menghafal materi pembelajaran? Salah satunya menggunakan teknik mnemonic tipe akrostik
Apa itu Mnemonic Tipe Akrostik?
Mnemonic tipe akrostik merupakan metode menyampaikan materi pembelajaran dengan cara membuat singkatan pada huruf pertama atau selainnya menjadi sebuah frasa atau kata.
Metode ini juga menggunakan kata kunci untuk membuat konsep abstrak menjadi lebih kongkrit sehingga lebih mudah dan cepat diingat.
Guru Cukup Membuat Singkatan
Dalam prakteknya, penerapan metode mnemonic tipe akrostik ini sangat mudah. Guru hanya dituntut untuk membuat sebuah singkatan terkait materi yang dipelajari.
Misalnya, ketika mempelajari 7 warna pelangi, guru cukup membuat singkatan pada suku katanya.
Contohnya, singkatan MEJIKU HIBINIU, akan mempermudah peserta didik menghafal warna-warna pelangi, yakni Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru Nila dan Ungu.
Contoh lain, dalam pelajaran Al Qur’an Hadits untuk memudahkan menghafal huruf Qalqalah disingkat BAJUDITOQO untuk mengingat huruf-huruf qalqalah: ba, jim, dal, tha dan qaf.
Meringankan Beban Hafalan Peserta Didik
Kreasi singkatan-singkatan tersebut dapat meringankan beban hafalan peserta didik. Peserta didik tidak diharuskan menghafal seluruh kata, namun hanya dituntut mengingat salah satu suku katanya saja yang sudah terintegrasi menjadi singkatan yang mudah diingat.
Tidak Memerlukan Kemampuan IT
Dalam menerapkan teknik ini, tidak dibutuhkan kemampuan menguasai IT. Guru hanya dituntut kreatif membuat singkatan-singkatan terkait materi yang sedang dipelajari.
Namun, akan lebih baik lagi jika dalam membuat singkatan-singkatan tersebut dengan kata-kata yang sudah akrab di telinga kita.
Metode Mnenomic Jarang Digunakan
Meskipun penerapan teknik ini mudah dan terbukti berhasil mempermudah dan mempercepat hafalan peserta didik, namun dewasa ini teknik ini kurang populer.
Penerapan dan diskursus tentang hal ini masih kalah dengan teknik pembelajaran lainnya semisal index card match, card short, problem solvong, problem based learning dan lain-lain.
Baca juga: 3 Konsep Preschool yang Jadi Standar Pendidikan Anak di Australia
Kelemahan-kelemahan Metode Mnemonic
Tidak satupun teknik pembelajaran yang tidak memiliki kelemahan. Teknik menemonic tipe acrostik ini juga memiliki kelemahan-kelemahan, di antaranya: tidak dapat diterapkan pada semua materi pembelajaran dan kesulitan membuat singkatan-singkatan menjadi kata-kata yang sudah akrab di telinga kita.
Meskipun demikian, teknik ini terbukti dapat memudahkan dan mempercepat hafalan peserta didik.

