jurnalistika.id – Ide tari tradisional untuk HUT RI ke-80 menjadi inspirasi tepat untuk memeriahkan perayaan kemerdekaan Indonesia.
Tahun ini, berbagai daerah di Indonesia bisa menampilkan tarian khas mereka sebagai bentuk penghormatan pada sejarah dan budaya bangsa.
Perayaan HUT RI ke-80 adalah momen istimewa yang hanya terjadi sekali. Menghadirkan tari tradisional di momen ini adalah cara melestarikan warisan budaya yang kaya dan beragam.
Ide Tari Nasional untuk HUT RI ke-80
Panduan lima belas ide tari tradisional untuk HUT RI ke-80 17 Agustus 2025 ini bisa menjadi referensi lengkap untuk menjadikan perayaan semakin meriah, berkesan, dan sarat makna nasionalisme.
1. Tari Saman (Aceh)
Gerakan tari Saman sangat dinamis dan energik. Para penari duduk berbaris rapi dan melakukan gerakan secara serentak, menciptakan formasi yang indah.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh belasan penari pria yang mengenakan pakaian adat Gayo, seperti baju kerawang dan celana panjang.
Baca juga: 15 Cara Mengedit Foto Bertema Kemerdekaan untuk HUT RI ke-80
Tari Saman sering kali ditampilkan dalam upacara adat, perayaan, dan acara penting lainnya. Tarian ini melambangkan kekompakan, kerja sama, dan nilai-nilai spiritual masyarakat Gayo.
Berkat keunikan dan keindahan gerakannya, Tari Saman telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2011.
2. Tari Piring (Sumatera Barat)
Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai properti utamanya. Gerakannya sangat unik, para penari mengayunkan piring dengan cepat dan lincah, namun piring-piring tersebut tidak pernah jatuh.
Para penari biasanya mengenakan pakaian adat Minangkabau yang berwarna cerah. Mereka menari dengan gerakan yang dinamis, terkadang diiringi dengan irama musik tradisional yang semakin lama semakin cepat.
Uniknya, di akhir pertunjukan, para penari akan melempar piring ke lantai dan menari di atas pecahan piring tanpa alas kaki, suatu gerakan yang membutuhkan keahlian dan kehati-hatian luar biasa.
3. Tari Serimpi (Yogyakarta)
Gerakan tari Serimpi didominasi oleh perpaduan gerak tangan, kaki, dan ekspresi wajah yang halus. Tarian ini diiringi oleh alunan gamelan Jawa yang lembut, menciptakan suasana yang tenang dan sakral.
Dahulu, Tari Serimpi hanya ditampilkan di dalam lingkungan keraton untuk upacara-upacara penting dan acara kebesaran. Namun, kini tarian ini juga dapat dinikmati oleh masyarakat luas sebagai warisan budaya adiluhung yang tetap lestari.
4. Tari Jaipong (Jawa Barat)
Ide selanjutnya ini, termasuk salah satu seni tari tradisional yang paling dikenal dari Jawa Barat. Gerakannya yang energik, lincah, dan penuh semangat menjadi ciri khas yang membedakannya.Tarian ini merupakan gabungan dari berbagai gerakan tari tradisional, seperti Ketuk Tilu, sehingga menghasilkan perpaduan gerak yang unik dan dinamis.
5. Tari Kecak (Bali)
Menampilkan Tari Kecal akan membuat suasana meriah. Pasalnya, ada sekitar 50-100 penari pria duduk melingkar dan serempak mengucapkan “cak, cak, cak” dengan irama tertentu. Suara inilah yang menjadi musik pengiring utama.
6. Tari Lenggang Nyai (Jakarta)
Tarian ini diciptakan pada tahun 1990-an untuk menggambarkan kisah seorang perempuan Betawi yang cerdas, berani, dan bersemangat.
Nama “Lenggang Nyai” sendiri diambil dari kata “lenggang,” yang berarti melenggang atau berjalan, dan “nyai,” panggilan untuk perempuan.
7. Tari Cakalele (Maluku)
Berikutnya, Tari Cakalele adalah tarian perang tradisional yang berasal dari Maluku. Tarian ini melambangkan keberanian, semangat kepahlawanan, dan kegagahan para prajurit Maluku dalam menghadapi musuh.
Gerakannya sangat dinamis, lincah, dan penuh dengan hentakan kaki yang kuat, menciptakan suasana yang bersemangat.
Para penari Cakalele, baik pria maupun wanita, mengenakan pakaian adat Maluku yang dominan berwarna merah dan putih. Para penari pria membawa properti berupa parang dan salawaku (perisai) yang menjadi simbol keberanian dalam peperangan.
Sementara itu, penari wanita biasanya membawa sapu tangan yang diayunkan.
8. Tari Reog Ponorogo (Jawa Timur)
Reog Ponorogo adalah salah satu seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Yang paling menonjol dari kesenian ini adalah topeng berkepala singa yang dikenal sebagai Singa Barong, lengkap dengan hiasan bulu merak di bagian atasnya.
Topeng raksasa ini bisa memiliki berat puluhan kilogram dan dibawakan oleh satu orang penari dengan cara digigit.
Pertunjukan Reog terdiri dari beberapa adegan yang melibatkan berbagai tokoh, seperti Jathil, Warok, dan Bujang Ganong. Jathil adalah penari kuda lumping yang menggambarkan prajurit wanita.
Warok adalah penari pria berkarakter gagah yang berperan sebagai pengasuh Raja, dan Bujang Ganong adalah penari bertopeng unik dengan mata melotot yang cerdik dan jenaka.
9. Tari Yospan (Papua)
Yospan adalah singkatan dari Yosim Pancar, tarian pergaulan khas Papua yang sangat populer di wilayah pesisir, terutama di Papua dan Papua Barat.
Yospan biasanya diiringi musik tradisional seperti tifa, ukulele, gitar, dan kadang disertai alat musik modern. Kostum penari sering berwarna cerah, dengan hiasan kepala, manik-manik, dan rok rumbai dari serat alami.
Makna Yospan sendiri erat dengan kebersamaan dan kegembiraan, sehingga sering ditampilkan dalam acara adat, penyambutan tamu, maupun festival budaya.
10. Tari Gending Sriwijaya (Sumatera Selatan)
Tari Gending Sriwijaya adalah tarian tradisional yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini melambangkan penghormatan dan keramahan masyarakat Sumatera Selatan dalam menyambut tamu agung.
Gerakan tariannya yang lemah gemulai dan penuh pesona, diiringi oleh alunan musik gamelan yang khas, menciptakan suasana yang anggun dan sakral.
Para penari biasanya mengenakan busana adat Palembang yang mewah, seperti songket dan perhiasan keemasan, yang menambah keindahan tarian.
Dalam pertunjukannya, salah satu penari akan membawa tepak sirih yang kemudian disuguhkan kepada tamu sebagai simbol penghormatan.
Tari Gending Sriwijaya tidak hanya sekadar tarian, melainkan juga cerminan kekayaan budaya dan tradisi Sriwijaya yang kental, yang hingga kini masih lestari.
11. Tari Enggang (Kalimantan Barat)
Tari Enggang adalah tarian tradisional yang berasal dari suku Dayak di Kalimantan. Tarian ini mengambil inspirasi dari burung enggang, burung yang dianggap suci dan sakral oleh masyarakat Dayak.
Gerakan tarian ini meniru gerakan burung enggang, seperti mengepakkan sayap dan melenggang, yang melambangkan keanggunan, kelembutan, dan keindahan alam Kalimantan.
Busana yang dikenakan penari Tari Enggang sangat khas, terbuat dari kulit kayu, dihiasi dengan bulu burung enggang, manik-manik, dan ukiran-ukiran khas Dayak.
Hiasan kepala berupa mahkota bulu burung enggang juga menjadi ciri khas yang menonjol. Properti utama yang digunakan adalah sehelai kain panjang yang dipegang di kedua tangan, melambangkan sayap burung enggang.
Nah, itulah lima belas ide tari tradisional untuk acara HUT RI ke-80 yang bisa kamu jadikan referensi.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.