Jurnalistika.id – Ditengah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, perekonomian masih berat untuk bergerak. Hal ini bisa membuat indonesia terancam Resesi .Setelah diturunkan kembali proyeksi pertumbuhan ke rentang 1,7 persen hingga -0,6 persen sepanjang tahun ini.
Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan menjelaskan faktor yang mempengaruhi ekonomi lambat bergerak di tengah pandemi Covid-19.
“Keseluruhan -1,7 hingga -0,6 persen. Kontribusi negatif terbesar (adalah) investasi, konsumsi dan ekspor,” jelas Menteri Keuangan Ri melalui teleconference di Jakarta, Selasa (22/9/2020).
Saat ini kasus Positif Covid-19 belum menujukan tanda-tanda akan menurun, hal ini menyebabkan Penurunan outlook pertumbuhan ekonomi di tahun ini.
“Ini artinya negatif territory akan terjadi pada kuartal III dan mungkin juga masih akan berlangsung untuk kuartal IV, yang kita upayakan bisa mendekati nol atau positif,” ungkap Sri Mulyani.
Hal ini juga pernah diramalkan oleh lembaga Ekonomi Dunia yang menyebut indonesia di tahun 2020 akan mengalami negatif untuk pertumbuhan Ekonomi.
“Kalau kita lihat institusi yang lakukan forecast ke pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun mereka rata-rata memproyeksikan ekonomi Indonesia di 2020 semua di zona negatif, kecuali World Bank yang 0 persen,” ujarnya.
Sebelumnya dibulan Agustus lalu pemerintah memproyeksikan ekonomi indonesia berada direntang -1,1 persen hingga positif diangka 0,2 persen.

