Jurnalistika
Loading...

4 Contoh Khutbah Jum’at Spesial Menjelang HUT RI ke-80

  • Hafidz Bintang

    13 Agt 2025 | 17:55 WIB

    Bagikan:

image

Ilustrasi khutbah Jum’at (Pexels: Pir Sumeyra)

jurnalistika.id – Menjelang HUT RI ke-80 yang sudah semakin dekat, pas bangat untuk menyampaikan khutbah Jumat spesial bertema hari kemerdekaan.

Khutbah Jum’at spesial HUT RI ke-80 bisa mengangkat topik dengan persoalan kemerdekaan. Selain menjadi sarana pengingat sesama muslim, ceramah singkat ini juga bisa menyorot persoalan RI.

Baca juga: 13 Ide Tema Khutbah Jum’at Tentang Perayaan HUT RI ke-80 2025

Tujuannya, menjadi sarana penyadaran dan penyemangat bagi sesama warga NKRI. Sebab, tak sedikit warga yang tinggal di Indonesia mulai kehilangan rasa nasionalisme mereka terhadap negara ini.

4 Contoh Khubah Jum’at Menyambut HUT RI ke-80

Berikut 4 contoh khutbah Jum’at yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Khutbah 1: Merayakan Kemerdekaan dengan Persatuan dan Toleransi di Tengah Keragaman

Khutbah Pertama

الحمد لله الذي خلق الإنسان من طين، وجعلهم شعوبًا وقبائل ليتعارفوا، وجعل أكرمهم عنده أتقاهم، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan adalah benteng yang menjaga kita dari perpecahan, kemaksiatan, dan kerusakan hati.

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita berada di bulan kemerdekaan bangsa kita, Indonesia. Pada tahun ini, bangsa kita telah menginjak usia ke-80 tahun kemerdekaan. Sebuah anugerah besar yang harus kita syukuri dengan amal saleh dan pengabdian, bukan sekadar dengan perayaan seremonial.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Indonesia adalah negara majemuk. Di dalamnya hidup beragam suku, bahasa, budaya, dan agama. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara kamu.”

Keragaman adalah sunnatullah, bukan alasan untuk saling membenci. Dalam tafsir Marah Labid, Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa “saling mengenal” berarti saling memahami, menghormati, dan bekerja sama tanpa membanggakan etnis atau golongan.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Islam mengajarkan umatnya bersikap toleran, moderat, dan seimbang dalam menghadapi perbedaan. Dalam urusan sosial, kita diperintah untuk berbuat baik kepada semua, termasuk kepada non-Muslim yang tidak memerangi kita. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Mumtahanah ayat 8:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

Rasulullah ﷺ juga memberi teladan. Asma binti Abu Bakar pernah kedatangan ibunya yang musyrik membawa hadiah. Awalnya Asma ragu menerima, lalu bertanya kepada Nabi. Beliau memerintahkan untuk menerima hadiah itu dan mempersilakan ibunya masuk. Ini menunjukkan bahwa hubungan baik dalam ranah kemanusiaan tetap dijaga meski berbeda keyakinan.

Dalam hadis riwayat Ahmad, Nabi ﷺ bersabda:

“Tidak ada keunggulan bagi bangsa Arab atas bangsa non-Arab, tidak pula bagi non-Arab atas bangsa Arab, tidak pula yang berkulit merah atas yang hitam atau sebaliknya, kecuali dengan ketakwaan.”

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Mari kita isi kemerdekaan ini dengan memperkuat tali persaudaraan, menjauhi diskriminasi, dan menebar kasih sayang. Dengan persatuan, negara kita akan kokoh, dan dengan ketakwaan, bangsa kita akan diberkahi.

Khutbah Kedua

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى. أشهد أن لا إله إلا الله، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

Ma’asyiral muslimin,
Takwa adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat. Marilah kita menjaga persatuan dan toleransi sebagaimana diajarkan Rasulullah ﷺ. Semoga bangsa kita menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات. اللهم اجعل بلدنا هذا بلدًا آمنًا مطمئنًا سخاءً رخاءً وسائر بلاد المسلمين. اللهم وفق قادتنا لما تحب وترضى، وألف بين قلوبنا، وأبعد عنا الفتن ما ظهر منها وما بطن.

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

KHUTBAH 2: Meneladani Perjuangan Para Pahlawan

Khutbah Pertama

الحمد لله الذي أنعم علينا بنعمة الإسلام والإيمان، وهدانا بهما إلى صراط مستقيم، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sesungguhnya ketakwaan adalah sebaik-baik bekal menuju akhirat.

Hari ini kita berkumpul dalam suasana syukur, mengenang perjuangan para pahlawan bangsa. Mereka adalah insan-insan mulia yang telah mengorbankan jiwa, raga, harta, dan waktu demi kemerdekaan Indonesia. Mereka berjuang bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi demi martabat bangsa dan kemuliaan rakyat.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Perjuangan pahlawan tidak hanya berupa peperangan fisik melawan penjajah, tetapi juga perjuangan batin melawan rasa takut, keraguan, dan godaan untuk menyerah. Mereka mengajarkan kepada kita arti keberanian dan keikhlasan.

Allah berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 200:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah, kuatkan kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”

Ayat ini mengandung pesan bahwa kesabaran dan kesiapsiagaan adalah kunci kemenangan. Begitulah yang dilakukan para pahlawan: bersabar menghadapi penderitaan, bersatu melawan penjajahan, dan berjuang hingga kemerdekaan tercapai.

Persatuan adalah pelajaran penting dari perjuangan mereka. Walau berbeda suku, agama, dan budaya, para pejuang bersatu demi cita-cita bersama. Inilah cerminan dari firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 10:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.”

Jamaah yang dirahmati Allah,
Kemerdekaan fisik telah diraih, tetapi perjuangan membangun bangsa belum selesai. Kita menghadapi tantangan seperti kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Semua itu hanya bisa diatasi jika kita meneladani semangat pahlawan: ikhlas berkorban, bekerja sama, dan mengedepankan kepentingan bangsa.

Khutbah Kedua

الحمد لله الذي أمرنا بطاعته، ونهانا عن معصيته، ووعد المتقين جنته، وتوعد العاصين بناره.

Ma’asyiral muslimin,
Mari kita lanjutkan perjuangan para pahlawan dengan menjadi generasi yang amanah, berilmu, dan peduli terhadap kemajuan bangsa. Jangan biarkan pengorbanan mereka sia-sia karena perpecahan dan kemalasan kita.

اللهم اغفر لنا ذنوبنا، وكفر عنا سيئاتنا، وتوفنا مع الأبرار. اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه. اللهم وفق قادتنا للعدل والحق، وبارك في بلادنا وبلاد المسلمين.

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

Baca juga: 15 Kata-kata Bijak tentang Perjuangan untuk HUT RI ke-80

KHUTBAH 3: Kemerdekaan sebagai Amanah

Khutbah Pertama

الحمد لله الذي أكرمنا بنعمة الحرية بعد القيد، ورفع عنا الظلم بعد الاستعباد، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليمًا كثيرًا.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Saya berpesan kepada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Takwa adalah bekal untuk memakmurkan negeri dan menghindarkan diri dari kehancuran.

Jamaah yang berbahagia,
Kemerdekaan bangsa kita adalah hasil perjuangan panjang yang penuh pengorbanan. Para pahlawan telah menempuh jalan terjal, meninggalkan keluarga, dan mengorbankan segalanya demi sebuah cita-cita: negeri yang merdeka, adil, dan sejahtera.

Kemerdekaan adalah amanah. Amanah berarti sesuatu yang harus dijaga, dilestarikan, dan dipertanggungjawabkan. Allah berfirman dalam QS. Al-Anfal ayat 27:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, dan jangan pula mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.”

Hari ini kita tidak lagi berperang melawan penjajah, tetapi kita berperang melawan kebodohan, kemiskinan, korupsi, dan perpecahan. Inilah bentuk jihad kita di zaman kemerdekaan.

Jamaah sekalian,
Persatuan yang dulu menjadi kekuatan melawan penjajah harus terus dijaga. Jangan sampai kita dipecah-belah oleh perbedaan pendapat atau kepentingan duniawi. Nabi ﷺ bersabda:

“Seorang mukmin bagi mukmin lainnya seperti bangunan, yang saling menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Khutbah Kedua

الحمد لله الذي هدانا للإيمان، وجعلنا من أمة خير الأنام، محمد عليه الصلاة والسلام.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Mari kita syukuri kemerdekaan ini dengan amal saleh, bekerja keras, dan menjaga amanah bangsa. Semoga Allah memberi taufik kepada para pemimpin dan rakyat untuk memajukan negeri dengan keadilan dan keberkahan.

اللهم احفظ بلدنا هذا من كل سوء، وأدم عليه الأمن والإيمان، والسلامة والإسلام، والرخاء والاطمئنان، وسائر بلاد المسلمين. اللهم وحد صفوفنا، وأصلح قلوبنا، ووفقنا لطاعتك وطاعة رسولك.

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

KHUTBAH 4: Nasionalisme dan Kerukunan sebagai Pilar Bangsa

Khutbah Pertama

الحمد لله الذي أنعم علينا بنعمة الاستقلال بعد الاستعمار، وهدانا للحق بعد الضلال، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليمًا كثيرًا.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Dengan takwa, kita mampu menjaga diri, keluarga, dan bangsa dari kerusakan moral, perpecahan, dan bencana.

Hari ini kita mengenang peristiwa besar: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini bukan hadiah, melainkan hasil jerih payah dan pengorbanan para pejuang. Mereka berjuang dengan keberanian, kesatuan hati, dan keteguhan iman.

Jamaah yang berbahagia,
Kemerdekaan memberi kita hak untuk mengatur bangsa sesuai nilai keadilan dan kemakmuran. Namun, hak ini datang bersama tanggung jawab besar. Kita wajib menjaga persatuan, menghormati perbedaan, dan membangun negeri.

Allah berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”

Persatuan dan kerukunan adalah pilar bangsa. Tanpa keduanya, kemerdekaan akan rapuh. Nabi ﷺ mengajarkan bahwa seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya; ia tidak menzalimi, tidak merendahkan, dan tidak menghinakannya.

Khutbah Kedua

الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras, persaudaraan, dan amal saleh. Jangan biarkan perbedaan menjadi alasan untuk bercerai-berai. Semoga Allah melindungi negeri kita dari fitnah dan bencana.

اللهم احفظ إندونيسيا وسائر بلاد المسلمين، اللهم اجعلها بلداً آمناً مطمئناً سخاءً رخاءً وسائر بلاد المسلمين. اللهم ولِّ أمورنا خيارنا، ولا تولِّ أمورنا شرارنا، ووفق ولاة أمورنا للحق والعدل.

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

Cukup sekain beberapa contoh khutbah yang bisa digunakan dan disampaikan pada saat khutbah Jum’at menjelang HUT RI ke-80 nanti.

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

Sumber: dirangkum dari berbagai sumber

17 agustus 2025

HUT RI ke-80

khutbah jumat