Jurnalistika.id – Polemik masuknya 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Sulawesi Tenggara mengakibakan kekhawatiran pengebaran Covid-19 yang semakin meluas dan akibat pandemi Covid-19 puluhan ribu pekerja Indonesia menganggur karena banyak perusahaan melakukan PHK.
Sementaran Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, bersama sejumlah pejabat daerah menolak rencana kedatangan 500 TKA China tersebut, namun sikap itu kemudian berubah di akhir
Kendati hal tersebut menjadi polemik karena penyebaran Covid-19 yang semakin meluas dan pengangguran di Indonesia makin bertambah, pemerintah tampaknya justru mendukung kedatangan TKA China. Dukungan itu di antaranya disampaikan Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Menurut Luhut, potensi terbukanya lapangan kerja baru akan lebih banyak karena kehadiran pekerja asing.
Luhut menambahkan bahwa keberadaan TKA tersebut tidak mengancam nasib pekerja lokal lantaran hanya sementara waktu, dan mereka dapat membagikan pengetahuannya kepada para tenaga kerja Indonesia.
“Tenaga asing apa sih? dia datang 500 orang untuk 5.000 orang. Mereka hanya 6 bulan tinggal, ada yang 3 bulan ada yang 1 bulan tergantung keahlian masing-masing dia harus teknologi transfer, wajib hukumnya ada teknologi transfer,” ujar Luhut dalam diskusi virtual, Minggu (28/06/2020).
“langkah tersebut akan melahirkan 250 ribu lapangan pekerjaan untuk kita pada tahun 2024 di Sulawesi Tenggara,” imbuhnya
Bahlil Lahadalia selaku kepala BKPM menuturkan bahwa TKA yang masuk memiliki kemampuan yang dibutuhkan dan sudah melewati proses verifikasi BKM.
“Tenaga kerja asing yang masuk ini hanyalah orang-orang yang mempunyai skill yang sudah diverifikasi di BKPM, karena ada kerja sama antara Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Menkumham dan BKPM untuk mengatur prosedur, tata cara tenaga kerja asing masuk ke Indonesia,” ujar Bahlil.

