Jurnalistika
Loading...

Hujan Melanda Sejumlah Daerah Meski Musim Kemarau, BMKG Ungkap Penyebabnya

  • Arief Rahman

    10 Jul 2024 | 10:45 WIB

    Bagikan:

image

Ilustrasi hujan lebat. (Pixabay/rachmadrinaldie)

jurnalistika.id – Beberapa daerah di Indonesia, seperti Banten, Jawa Barat, Jakarta, dan Maluku, dilanda hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa beberapa fenomena atmosfer, seperti Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuatorial, dan Gelombang Kelvin, menjadi penyebab utama meningkatnya curah hujan di wilayah tersebut.

MJO adalah aktivitas dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah tropis, yang terdapat pergerakan sistem awan hujan yang bergerak di sepanjang khatulistiwa.

Fenomena MJO bersifat temporal dan terjadi setiap 30 hingga 60 hari, memiliki perbedaan dengan musim kemarau yang berlangsung berbulan-bulan. MJO mempengaruhi pola cuaca dengan meningkatkan kemungkinan adanya periode hujan yang lebih intens, bahkan di musim kemarau.

Baca juga: Menko PMK Sebut Tingkat Kemiskinan Ekstrem RI Turun Jadi 0,83 Persen pada Maret 2024

“Dalam beberapa hari terakhir, terjadi fenomena cuaca MJO yang aktif di sekitar wilayah Samudra Hindia dan mempengaruhi pembentukan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat,” kata Dwikorita seperti dikutip dari situs resmi BMKG pada Rabu (10/7/2024).

Fenomena atmosfer tersebut terdeteksi sejak 28 Juni, yang mendorong BMKG untuk mengeluarkan Peringatan Dini potensi hujan lebat.

“Daerah-daerah seperti Sumatra bagian selatan, Jawa (termasuk Jabodetabek), Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua bagian selatan mengalami kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan,” tutur Dwikorita.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, menambahkan bahwa potensi peningkatan curah hujan masih akan terjadi dalam sepekan ke depan meskipun telah memasuki awal musim kemarau.

Analisis cuaca terbaru menunjukkan aktivitas fenomena MJO, Gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuatorial masih aktif di sebagian wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Suhu permukaan laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia juga berkontribusi dalam menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan lebih cepat di wilayah tersebut.

Perkiraan Hujan Lebat Masih Terjadi di Juli

BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang, akan terjadi pada 8-10 Juli di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa bagian barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Selanjutnya, pada 11-14 Juli, potensi hujan serupa diperkirakan terjadi di wilayah Sumatra bagian utara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

“Meskipun beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi di beberapa wilayah,” ujar Guswanto.

Cuaca ekstrem ini mencakup hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, serta fenomena hujan es.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini

Banten

bmkg

hujan lebat


Populer

Potret Lautan Massa Aksi Penuhi Jalanan Depan Gedung Parlemen
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami