jurnalistika.id – Jelang duel panas melawan Timnas Indonesia, pelatih Bahrain, Dragan Talajic, melancarkan perang urat saraf (psywar) dengan menyoroti jumlah pemain naturalisasi di skuad Garuda.
Dalam konferensi pers jelang laga Indonesia vs Bahrain di laga kedelapan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Senin (24/3/2025), Talajic mengaku heran melihat banyaknya pemain keturunan yang direkrut Indonesia, terutama dari Belanda.
“Setiap menonton, saya melihat ada 2-3 pemain baru, tapi mereka berasal dari Belanda dan Inggris, tidak ada dari Indonesia,” ucap Talajic sambil tertawa.
Baca juga: Jelang Laga Indonesia vs Bahrain, Alex Pastoor Disebut Bakal Ambil Alih Posisi Kluivert
Ucapan bernada sindiran itu jelas mengarah pada kebijakan naturalisasi yang semakin masif. Dalam jeda internasional Maret 2025, Timnas Indonesia kembali menambah empat pemain keturunan.
Keempat pemain itu adalah Ole Romeny, Emil Audero, Joey Pelupessy, dan Dean James. Dengan kehadiran mereka, jumlah pemain naturalisasi di skuad Garuda kini mencapai 19 orang—angka yang terus bertambah setiap tahunnya.
Psywar Jelang Laga, Indonesia Tak Peduli?
Komentar Talajic ini bukan sekadar keheranan semata, tetapi lebih kepada psywar jelang laga penting di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Strategi ini cukup klasik, mencoba menggoyahkan fokus lawan dengan isu-isu di luar teknis permainan.
Namun, bagi Timnas Indonesia, hal seperti ini bukan hal baru. Skuad Garuda sudah terbiasa menghadapi kritik soal naturalisasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Baca juga: Profil Singkat Alex Pastoor dan Denny Landzaat, Asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Dalam sepak bola modern, proses naturalisasi bukanlah hal tabu. Banyak negara telah melakukannya, bahkan juara dunia sekalipun.
Faktanya, pemain keturunan seperti Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, hingga Emil Audero adalah pemain yang benar-benar memiliki darah Indonesia, bukan sekadar “dibeli” seperti yang dituduhkan beberapa pihak.
Misi Garuda, Jawab Sindiran di Lapangan
Bahrain jelas ingin mengganggu psikologis pemain Indonesia sebelum laga krusial di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (25/3/2025).
Namun, skuad Garuda diyakini akan menjawab semua sindiran itu dengan performa di lapangan.
Pertemuan pertama di Bahrain pada Oktober 2024 berakhir 2-2 dalam laga penuh kontroversi. Kini, di hadapan puluhan ribu suporter sendiri, Indonesia punya kans besar membuktikan bahwa siapa pun yang membela Merah Putih, entah kelahiran Indonesia atau luar negeri, tetap punya satu tujuan: membawa Timnas Indonesia melangkah lebih jauh di kancah internasional.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.