Jurnalistika

Loading...

Sebagaimana Bilamana Adanya, Pementasan Merespon Perubahan Zaman

  • Firmansyah

    13 Mar 2023, 11:45 WIB

    Bagikan:

image

Teater Syahid saat pentaskan naskah Sebagaimana Bilamana Adanya di UIN Jakarta. (Givari/Jurnalistika)

jurnalistika.id – Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baru saja sukses menggelar pementasan ‘Sebagaimana Bilamana Adanya’, Minggu (12/3/2023). Pementasan tersebut diselenggarakan selama 3 hari sejak tanggal 10 Maret 2023. Pementasan ini membawakan naskah ciptaan Said Riyadi Abdi yang sekaligus menjadi sutradara pementasan.

Menurut Abdi, Sebagaimana Bilamana Adanya secara tajam menyoroti problematika yang terjadi saat ini. Khususnya kehidupan generasi milenial.

“Cerita naskah ini relate banget sama zaman sekarang, setiap kejadian dengan cepat silih berganti di beranda sosmed (sosial media) tanpa memberikan ruang untuk kita berfikir,” katanya usai pementasan, Minggu.

Pertunjukan yang melibatkan banyak pemain tersebut dibalut dengan beberapa elemen musik multi-genre. Bukan tanpa alasan, semua alunan musik tersebut juga menjadi perwakilan dari masing-masing plot. Jelas hal ini menjadi sangat menarik mengingat live music memang sangat digandrungi oleh kaum milenial yang notabene menjadi penonton mayoritas Teater Syahid.

Baca juga: Pentas “Persembunyian” Sukses Dimainkan Teater Patri

Melambangkan babak baru pertunjukan teater pasca pandemi

Seperti yang kita ketahui, kesenian teater sempat mati suri saat pandemic covid-19. Himbauan untuk menjaga jarak membuat pergelaran teater menjadi mustahil untuk dilakukan.

Karena itu, kembalinya perizinan untuk pentas pasca pandemi memberikan ide bagi Abdi untuk merubah tatanan atau kebiasaan menonton teater.

“Penonton sengaja kita bebasin buat duduk dimana aja atau bergerak kesana kemari membaur dengan pementasan. Dalam pementasan ini juga banyak visual dari proyektor, yae mang multimedia udah jadi bagian dari pementasan selama pandemi,” paparnya.

“Sebenernya semua ini jadi berkesinambungan, dimana pandemi juga merubah kebiasaan dan kepribadian kita. Kita menjadi begitu rapuh, kadang ortu berantem dikit aja kita udah ngerasa broken home. Makanya semua artistik pementasan juga dibuat terlihat tidak kokoh untuk melambangkan itu,” imbuh Abdi menerangkan.

Baca berita lainnya di Google News, klik di sini.

Penulis: Givari

teater

teater syahid


Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami