jurnalistika.id – Kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di SMK Waskito, Tangerang Selatan, semakin mengkhawatirkan. Laporan terbaru mengungkap bahwa salah satu korban ternyata masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lingkungan sekolah yang sama.
Ketua Pengurus Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan, Abdul Hamim, mengonfirmasi sejauh ini pihaknya telah mendata lima korban yang mengaku mengalami kekerasan seksual. Namun, hanya tiga di antaranya yang telah resmi melapor ke Polres Tangerang Selatan.
“Korban lima sebenarnya, cuma yang kelima saya belum komunikasi secara langsung. Yang keempat memutuskan untuk tidak melaporkan. Jadi satu dua tiga saja yang resmi melapor,” ujar Hamim pada Minggu (11/5/2025).
Hamim menambahkan informasi mengenai korban tambahan terus berdatangan. Salah satunya adalah seorang siswi SMP yang diduga menjadi korban pelaku yang sama.
Baca juga: Pelaku Pelecahan Seksual di SMK Waskito Pamulang Dikeluarkan
Data sementara yang dikumpulkan menunjukkan bahwa pelaku menyimpan sejumlah foto dan video yang merekam tindakan tidak senonoh terhadap para korban.
“Yang kelima saja belum, cuma dapat informasi ada korban lain. Itu pasti banyak, jadi di drive pelaku itu banyak sekali foto, vidio live perempuan mandi di kamar mandi. Kalau kejadian itu teman sekelas, pacaran. Yang kelima ini korbannya masih SMP,” jelasnya.
“Iya foto vidio yang random kayanya, tapi ada vidio dia lagi live. Kalau salah satu korban itu sempat mendatangi kemudian minta dihapus. Polisi dapat dari yayasan itu,” lanjut Hamim sebagaimana dikutip dari satelitnews.com.
Terungkap Berkat Korban Melapor
Kasus ini pertama kali terungkap setelah seorang siswi SMK Waskito melapor telah dilecehkan oleh kakak kelasnya. Orang tua korban memutuskan melapor ke Mapolres Tangerang Selatan pada Senin, 5 Mei 2025, setelah upaya mendapatkan keadilan dari pihak sekolah tidak membuahkan hasil.
Tak lama setelah laporan pertama, dua korban lainnya turut melapor, sehingga total ada tiga laporan resmi yang kini tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel. Penyelidikan terus berjalan untuk mengungkap sejauh mana skala pelecehan ini berlangsung.
Munculnya korban dari jenjang SMP memunculkan kekhawatiran baru bahwa praktik kekerasan seksual tersebut bukan hanya menyasar siswi SMA, melainkan juga pelajar yang lebih muda. Temuan ini menambah urgensi bagi aparat penegak hukum untuk bertindak cepat dan menyeluruh.
Hingga kini, proses terhadap kasus ini masih berlangsung. Diketahui, pelaku sudah dikeluarkan dari sekolah.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
