jurnalistika.id – Badan Riset Nasional (BRIN) mengungkap fenomena tanah bergoyang yang membuat geger warga Lumajang, Jawa Timur semula merupakan tanah rawa. Fenomena yang sama pernah terjadi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Peneliti ahli utama Kelompok Riset Petrologi dan Mineralogi Pusat Riset Sumber Daya Geologi Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, Haryadi Permana, menjelaskan, tanah yang sebelumnya rawa itu kemudian mengeras. Akan tetapi tidak sampai padat.
“Mengingat dalam tanah dapat kembali ke sifat asal gembur. Dan kondisi tersebut terjadi saat iklim basah berlangsung berkesinambungan hingga tanah akan bergoyang,” kata Haryadi, dikutip dari Kompas, Kamis (16/5/2023).
Selain itu, ia juga menerangkan bahwa fenomena tanah bergoyang yang terjadi di Lumajang bukan lukuifaksi seperti yang terjadi di wilayah yang diguncang gempa.
Meski demikian, atas fenomena yang terjadi itu, kata Haryadi, menjadi pengingat agar masyarakat tidak mengabaikan asal usul atau sejarah wilayah sebelum mengembangkan kawasan. Mengingat dalam jangka panjang, akan berakibat fatal.
Ia juga menyarankan, agar di bawah tanah yang bergoyang itu diberikan saluran kecil di bawah permukannya.
Sebelumnya, fenomena tanah bergoyang terjadi di wilayah Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Video yang beredar viral di media sosial itu membuat geger warganet.
Dilihat jurnalistika dari video yang diunggah akun instagram @andreli_48, Kamis (16/3/2023), nampak seorang warga sedang menginjak-injakan kakinya ke sebidang tanah. Seketika, tanah yang diinjak itu nampak lentur dan bergelombang seperti bergoyang.
Saat pria itu berhenti menginjak-injakan kakinya, maka tanah pun ikut berhenti bergoyang juga. Aneh bukan?
“Fenomena aneh, ini bukan mobil namun tanah bergoyang di desa Bandes Pasisian Lumajang,” ujar pengunggah video itu.
Baca berita dan ikuti jurnalistika di Google News, klik di Sini.
(fsy/red)