jurnalistika.id – Kebakaran di kawasan Sukahaji, Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada Rabu (9/4/2025) menjadi sorotan publik hingga trending di media sosial seperti X (dulunya Twitter).
Peristiwa memilukan ini menyisakan banyak pertanyaan dan kegelisahan warga. Terlebih kejadian terjadi di tengah panasnya sengketa lahan di kawasan tersebut.
Tak ayal, sejumlah spekulasi akan adanya motif tersembunyi di balik kobaran api pun mencuat. Berikut sejumlah fakta yang terungkap dari insiden ini.
1. Kebakaran Terjadi di Tengah Sengketa Lahan
Wilayah Sukahaji yang terbakar merupakan kawasan padat penduduk di Gang Satata Sariksa, RT 08/04, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay.
Saat ini, kawasan tersebut tengah bersengketa antara warga dan pasangan suami istri berinisial JK dan JJS, yang mengklaim kepemilikan atas lahan seluas tujuh hektar.
Baca juga: Ada Aroma Konflik Lahan dalam Pembakaran Puluhan Kios di Sukahaji Bandung
Sekitar 2.000 kepala keluarga menghuni wilayah tersebut dan telah menggugat ke Pengadilan Negeri Bandung dengan nomor perkara 119/Pdt.G/2025/PN Bdg. Sidang perdana dijadwalkan berlangsung Kamis (10/4/2025), hanya sehari setelah kebakaran terjadi.
2. Waktu dan Skala Kebakaran
Menurut data Pusdalops Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung, api mulai membakar kios-kios sekitar pukul 23.45 WIB. Peristiwa ini menghanguskan 45 unit jongko palet kayu dan tiga rumah warga.
Kebakaran berlangsung selama beberapa jam dan baru bisa dikendalikan sekitar pukul 04.28 WIB pada Kamis pagi.
Asep Rahmat, Kasi Pemadaman Diskar PB Kota Bandung, menjelaskan bahwa petugas menerima laporan sekitar pukul 23.53 WIB dan tiba ketika api sudah membesar.
“Warga yang melihat kejadian itu langsung menghubungi Diskar PB dan kami segera menuju lokasi untuk melakukan penanganan,” ujar Asep.
3. Material Mudah Terbakar dan Kendala Pemadaman
Petugas menghadapi kesulitan dalam proses pemadaman karena material di lokasi sangat mudah terbakar. “Jongko palet yang terbakar itu totalnya ada 45 unit ukuran kecil yang ditutup seng. Tapi di bagian dalamnya banyak material yang mudah terbakar,” jelas Asep.
Selain itu, angin kencang dan sumber air yang cukup jauh turut memperlambat proses pemadaman. Petugas menurunkan 14 unit mobil pemadam dan sejumlah personel untuk mengendalikan api.
4. Belum Ada Korban Jiwa, Kerugian Masih Didata
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa maupun luka-luka. Petugas masih melakukan pendataan lebih lanjut untuk menghitung total kerugian. Namun, dari sisi properti, kerusakan cukup besar mengingat banyak kios dan rumah yang ludes terbakar.
5. Kesaksian Warga dan Dugaan Teror
Beberapa warga memberikan kesaksian yang mengarah pada dugaan unsur kesengajaan. Seorang warga bernama Alex menyebut bahwa sebelum kebakaran, “Di lokasi banyak orang berbadan tegap.”
Ia juga mengatakan bahwa kawasan itu sebelumnya hendak digusur, tetapi mendapatkan penolakan dari warga. “Mau digusur tapi warga nolak,” kata Alex.
Baca juga: Penyebab Kebakaran 45 Kios 3 Rumah di Sukahaji Bandung Belum Diketahui
Selain itu, warga sebelumnya juga mengaku mendapat tekanan dari kelompok yang mengaku bagian dari organisasi masyarakat (ormas). Mereka diduga melakukan intimidasi agar warga segera mengosongkan rumah yang telah mereka tempati selama bertahun-tahun.
6. Media Sosial dan Gelombang Perlawanan
Peristiwa ini memicu gelombang reaksi di media sosial. Tagar #SukahajiMelawan menggema di Twitter (X) dan Instagram. Bahkan, akun khusus bernama “Sukahaji Melawan” muncul dan aktif membagikan informasi dari lapangan secara real time.
Warga tampaknya tidak hanya melawan penggusuran, tetapi juga mendesak keadilan atas dugaan adanya intimidasi dan ketidakadilan struktural.
7. Penyelidikan Masih Berlangsung
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih dalam tahap penyelidikan. Polisi bersama pihak Diskar PB masih mendalami titik awal api dan kemungkinan adanya korsleting listrik, kelalaian, atau faktor lain.
Asep Mulyono, Kepala UPT Selatan Diskar PB Kota Bandung, menyebutkan bahwa, “Penyebab kebakaran masih dalam tahap penyelidikan. Awal api juga belum diketahui karena kami tiba sudah besar.”
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
Sumber: berbagai sumber