jurnalistika.id – Program makan siang gratis terus menjadi perhatian, terutama ketika muncul isu penurunan anggaran dari Rp15.000 menjadi Rp7.500. Pemangkasan dilakukan guna mengefisiensikan pagu anggaran Rp71 triliun.
Saat rencana ini ramai di publik, beberapa pejabat lantas angkat bicara. Ada yang mengatakan nilai Rp7.500 sudah cukup, dan bahkan di beberapa daerah terbilang besar.
“Saya kira untuk daerah tertentu Rp7.500 sudah sangat besar itu,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menko Muhadjir Effendy.
Namun, bagaimana jika angka tersebut dibelanjakan untuk makan siang di Tangerang Selatan (Tangsel)? Dalam hal ini, jurnalistika.id mencoba mengunjungi salah satu warung nasi uduk di daerah Pamulang untuk menjadi gambaran.
Baca juga: Sejarah Pembentukan Provinsi Banten: Dari Aspirasi Hingga Realisasi
Dengan uang sebesar Rp7500 masih bisa mendapatkan nasi uduk, namun tanpa lauk tambahan seperti semur dan sebagainya. Hanya ditemani kuah kacang dan sedikit tempe orek.
Jika ingin menambahkan sedikit lauk seperti telur bulat balado maupun semur, bisa menambahkan beberapa ribu rupiah lagi. Semantara untuk gorengan dipatok dengan harga tiga Rp5000.
Tanggapan Terbaru Soal Pemotongan Anggaran Makan Siang Gratis
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, anggaran program makan siang gratis tidak dipangkas. Namun, ada penyesuaian di setiap daerah saat dilaksanakan.
“Anggaran (makan siang gratis) tidak dipotong, tetap Rp71,5 triliun,” kata Airlangga di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (20/7/2024).
Tak hanya Airlangga, Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka juga turut membantah isu yang menyebut nilai makan bergizi gratis dipangkas menjadi Rp7.500.
“Sekali lagi saya tekankan. Tidak ada yang namanya anggaran dikurang,” ujar Gibran di SDN 02 Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2024).
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini