jurnalistika.id – Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh keberkahan, setiap umat Muslim berlomba-lomba meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, tak sedikit yang justru mengabaikan keutamaan bulan ini dengan menghabiskan waktu dalam kesia-siaan.
Salah satu kisah yang memberikan pelajaran berharga tentang hal ini adalah peristiwa ketika Imam Hasan Bashri menegur sekelompok orang yang tertawa terbahak-bahak di bulan Ramadhan.
Kisah ini diabadikan oleh para ulama dalam berbagai kitab klasik dan menjadi pengingat bagi umat Islam agar tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga di bulan suci ini.
Hasan Bashri dan Tegurannya kepada Orang yang Bermain-main di Bulan Ramadan
Suatu hari di bulan Ramadhan, Imam Hasan Bashri melewati sekelompok orang yang sedang tertawa terbahak-bahak sambil bermain-main.
Pemandangan itu membuat beliau merasa heran sekaligus prihatin. Bagaimana mungkin di bulan yang penuh kemuliaan ini, masih ada orang yang lalai dan tidak memanfaatkannya dengan baik?
Baca juga: Kisah Inspiratif Sahabat Nabi di Bulan Ramadhan: Pingsan Pertama Kali Puasa
Dengan nada tegas, Hasan Bashri pun memberikan nasihat yang mendalam kepada mereka:
مَرَّ الْحَسَنُ الْبَصْرِي عَلَى قَوْمٍ فِي رَمَضَانَ وَهُمْ يَضْحَكُوْنَ وَيَلْعَبُوْنَ فَقَالَ إِنَّ الله جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ مُضْمَارًا لِخَلْقِهِ يَسْتَبِقُوْنَ فِيْهِ لِطَاعَتِهِ فَسَبَقَ قَوْمٌ فَفَازُوْا وَتَخَلَّفَ أَقْوَامٌ فَخَابُوْا فَالْعَجَبُ كُلَّ الْعَجَبِ لِلضَّاحِكِ اللاَّعِبِ فِي الْيَوْمِ الَّذِي فَازَ فِيْهِ السَّابِقُوْنَ وَخَابَ فِيْهِ الْمُبْطِلُوْنَ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla menjadikan bulan Ramadan sebagai arena perlombaan bagi hamba-hamba-Nya untuk meningkatkan ketaatan. Maka ada sebagian kaum yang bersungguh-sungguh hingga mereka menang, dan ada pula yang tertinggal hingga mereka kalah.
Sungguh sangat mengherankan jika ada orang yang tertawa dan bermain-main di hari di mana orang-orang yang bersungguh-sungguh mendapatkan kemenangan, dan orang-orang yang lalai hanya mendapatkan kerugian.”
Pelajaran Berharga dari Teguran Hasan Bashri
Kisah ini memberikan pesan yang sangat mendalam bagi umat Islam. Hasan Bashri ingin mengingatkan Ramadhan bukan sekadar bulan untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momen istimewa untuk memperbanyak amal ibadah.
Setiap detik di bulan Ramadan begitu berharga, sehingga amat disayangkan jika digunakan untuk hal yang sia-sia.
Jika ada orang yang bisa memanfaatkan bulan ini dengan maksimal dan meraih kemenangan berupa ampunan Allah dan pahala yang berlipat ganda, mengapa masih ada yang menyia-nyiakannya dengan tertawa berlebihan dan bermain-main tanpa makna?
Baca juga: Kisah Inspiratif Para Sahabat Nabi pada Bulan Puasa Ramadan
Teguran Hasan Bashri bukan berarti melarang seseorang untuk merasa bahagia atau tertawa. Namun, beliau ingin menegaskan bahwa di bulan yang penuh berkah ini, sikap yang lebih baik adalah memperbanyak ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan mengisi hari-hari dengan amal yang bermanfaat.
Mengapa Ramadan Disebut Sebagai Arena Perlombaan?
Dalam pernyataan Hasan Bashri, beliau menyebut Ramadan sebagai mudzmâr, yang dalam bahasa Arab berarti arena pacuan atau perlombaan.
Analogi ini sangat tepat karena selama bulan Ramadan, setiap Muslim diberikan kesempatan yang sama untuk meningkatkan amal ibadah dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam ibadah akan menjadi pemenang dengan mendapatkan rahmat, ampunan, dan pahala yang berlipat ganda. Sementara itu, mereka yang lalai dan menghabiskan waktu dalam kesia-siaan hanya akan berakhir dengan penyesalan.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Hadis ini menunjukkan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk menghapus dosa dan memperbaiki diri. Namun, kesempatan ini tidak akan bisa diraih oleh mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain-main dibandingkan beribadah.
Banyak orang baru menyadari pentingnya Ramadan setelah bulan suci ini berakhir. Mereka yang telah memanfaatkan waktunya dengan baik akan merasakan kebahagiaan dan kemenangan.
Sementara itu, mereka yang menyia-nyiakan Ramadan akan diliputi penyesalan karena kehilangan kesempatan yang sangat berharga.
Sebagaimana kata Hasan Bashri, jangan sampai kita menjadi bagian dari orang-orang yang tertinggal dan merugi, karena tidak bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan bulan suci ini.
Maka dari itu, mari jadikan Ramadan sebagai momen terbaik untuk memperbaiki diri, meningkatkan ketaatan, dan berlomba-lomba dalam amal kebaikan.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan yang mendapatkan kemenangan di bulan yang penuh berkah ini. Wallahu a’lam.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini
Referensi:
- ftp.unpad.ac.id
- almaata.ac.id