Dalam ajaran Islam, Sholat merupakan salah satu perintah Allah SWT yang bersifat wajib yang artinya akan mendapatkan pahala jika dikerjakan dan menerima dosa ketika ditinggal. Perintah kewajiban melaksanakan sholat juga disebutkan dalam firman Allah dalam Al-Quran, salah satunya dalam surah Al-Baqarah Ayat 43 yang berbunyi.
"Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (QS Al-Baqarah: 43).
Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda tentang pentingnya melaksanakan sholat. Bahkan beliau menyebutkan bahwa ibadah ini merupakan tiang agama, jadi jika ditinggalkan maka bisa merobohkan keimanan seseorang.
“Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya, sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu; dan barang siapa merobohkannya, sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu” (HR al-Baihaqi).
Nah, sebelum umat Islam melaksanakan 27 rakaat dalam lima seperti sekarang ini, yaitu Subuh, Dzuhur , Ashar, Magrib, dah Isya rupanya dulu Allah SWT pernah memerintah hamba-Nya untuk melakukan 50 rakaat. Lalu bagaimana sejarahnya kenapa bisa berkurang? Berikut ulasaannya.
1. Perjalanan Rasulullah Saat Peristiwa Israj Miraj
Dilansir dari laman Majelis Ulama Indonesia, Asal usul umat Islam diwajibkan melaksanakan sholat tidak lepas dari peristiwa Israj Miraj. Yaitu dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu satu malam saja.
Jika diartikan keduanya, Israj berbicara tentang perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Mekah menuju Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina. Sedangkan Miraj mencakup perjalanan Nabi Muhammad yang diangkat menuju langit ketujuh, Sidratul Muntaha, dan berjumpa dengan Allah SWT dalam peristiwa Miraj.
Peristiwa ini dipertegas pada firman Allah dakam surah Al Isra ayat 1 yang artinya sebagai berikut.
"Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.”
2. Rasulullah bertemu dengan Para Nabi
Perjalanan Israj Miraj dimulai ketika Nabi Muhammad SAW berangkat dari Masjidil Haram menuju Masjid Al-Aqsa dengan menggunakan Buraq. Setelah tiba di Masjid Al-Aqsa, beliau pertama-tama melaksanakan shalat dua rakaat bersama seluruh nabi, rasul terdahulu, dan malaikat yang dipimpin oleh beliau sendiri.
Setelah selesai, Nabi Muhammad diajak naik oleh Malaikat Jibril ke langit pertama. Di sana, beliau disambut oleh manusia pertama, yaitu Nabi Adam alaihissalam, yang mengucapkan salam kepada Nabi dan Malaikat Jibril. Di langit kedua, Rasulullah Muhammad SAW disambut oleh Nabi Yahya dan Nabi Isa alaihimassalam. Sedangkan di langit ketiga, Nabi SAW disambut oleh Nabi Yusuf alaihissalam.
Selanjutnya, di langit keempat, Rasulullah Muhammad SAW disambut oleh manusia pertama yang menggunakan pena dan menjahit pakaian, yaitu Nabi Idris alaihissalam. Di langit kelima, beliau disambut oleh Nabi Harun alaihissalam. Di langit keenam, Nabi SAW disambut oleh Nabi Musa alaihissalam. Dan di langit ketujuh, beliau disambut oleh Nabi Ibrahim alaihissalam, yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur, suatu tempat di langit ketujuh yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat.
3. Pertemuan Rasullullah dengan Allah SWT dan perintah shalat 50 rakaat
Setelah sampai di langit ketujuh, Nabi SAW ingin naik satu tingkatan langit lebih tinggi, namun Malaikat Jibril tidak bisa mengantarkan lebih jauh karena akan terbakar oleh cahaya Allah SWT yang sangat terang. Kemudian, Nabi Muhammad naik ke Sidratul Muntaha, di mana Allah SWT mewajibkan sholat 50 rakaat sehari semalam kepada umat Muhammad SAW.
4. Saat Hendak Turun Nabi Muhammad SAW Disarankan Musa Mengurangi Jumlah Rakaat
Ketika Rasulla baru turun sampai di langit keenam, beliau bertemu dengan Nabi Musa dan Nabi Musa pun bertanya, "Apa yang Tuhanmu wajibkan kepada umatmu? "Nabi Muhammad menjawab, "Sholat lima puluh waktu dalam sehari semalam."
Nabi Musa memberi nasehat kepada Rasulullah untuk kembali dan meminta keringanan kepada Allah SWT. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kembali menemui Allah SWT untuk meminta keringanan berkali-kali hingga akhirnya perintah shalat lima puluh waktu berubah menjadi lima waktu dalam sehari semalam.
Setelah menerima perintah shalat, Rasulullah SAW kembali menunggangi Buraqnya untuk pulang ke Makkah yang diantar oleh Malaikat Jibril. Dikatakan bahwa Buraq sangat cepat sehingga ketika Nabi Muhammad SAW pulang, tempat tidurnya masih terasa hangat.
Sejak saat itu pun, Rasullullah memerintah kepada umat Islam untuk melaksanakan Sholat lima waktu. Sehingga sampai sekarang, peristiwa ini pun selalu diperingati setiap tahunnya.
Nah, itulah kisah asal usul sholat menjadi lima waktu dalam sehari. Semoga bermanfaat ya!
- AN
Memaknai untuk jadi bermakna
Artikel lain dari Ananda
Rekomendasi
Opinion28 Agt 2025Seolah-olah Mereka Paham Anarkis
Opinion08 Agt 2025Pak! Bendera One Piece Bukan Barang Menakutkan
Opinion01 Agt 2025Kala Indonesia Hampir Bangkrut di Tangan Soekarno
Ragam01 Agt 20256 Cara Ampuh Bikin Pasangan Luluh Ketika Sedang Emosi
Opinion15 Jul 2025Omong Kosong Pendidikan Gratis di Negeri Seribu Janji Manis
Opinion27 Feb 2025Perempuan: Tubuhku, Pakaianku, Adabku
Movie12 Feb 20256 Film Hot China Nuansa Jadul, Cocok Temani Kesendirian
Education13 Jan 2025Menilik Mesin Biodiesel Rancangan Mahasiswa Teknik Kimia Unpam: Keunggulan dan Cara Kerjanya
Opinion02 Jan 2025Orang-orang Goblok di Jalan
Opinion30 Des 20242025 Tiba, Masih Pentingkah Organisasi Bagi Mahasiswa?
