Menyenangkan bisa membaca novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Sarat akan makna, karena mengambil latar ketika Indonesia masih berada di bawah kekuasaan kolonialisme, sehingga mampu menggambarkan tentang penindasan yang sedemikian kejamnya pada masa itu.
Bumi Manusia memang novel fiksi, tetapi Pramoedya Ananta Toer sangat baik dalam menyusun cerita tentang hak manusia yang dirampas pada zaman itu. Karenanya, mampu memberikan pesan agar menjadi pembaharu yang tetap memanusiakan manusia.
1. Ada Apa dengan Novel Bumi Manusia?
Novel Bumi Manusia karya Parmoedya Ananta Toer memiliki polemik pada masa sekitar 1980-an. Hal ini lantaran sang penulis, yakni Pramoedya Ananta Toer dituding mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) sehingga berdampak pada karyanya yang dianggap berniat menghipnotis pembaca untuk mendukung PKI.
Seperti apa idealisme sosok Pramoedya Ananta Toer, tentu tidak bisa dinilai hanya karena dari karyanya, tetapi tampaknya Bumi Manusia tidak ada hubungannya dengan paham komunis.
Ketertarikan membaca novel Bumi Manusia karena novel ini memiliki kisah yang unik dan merupakan salah satu karya yang dilarang untuk dibaca oleh pemerintah sekitar 1980-an karena dianggap menyebarkan doktrin komunisme yang memiliki rekam jejak yang buruk bagi sejarah Indonesia.
Setelah orde baru berganti, hilang pula larangan tersebut dan bahkan novel ini diangkat ke layar lebar oleh sutradara hebat bernama Hanung Brahmantyo.
Lalu apakah novel ini menyebarkan paham komunisme seperti yang diisukan oleh pemerintah?
Novel Bumi Manusia berlatar masa penjajahan Belanda, di mana sistem patriarki masih sangat kental dan kaum pribumi menjadi pelayan di rumah sendiri.
Betapa miris penggambaran dalam novel ini tentang kaum pribumi pada masa itu yang diinjak dan tidak mendapatkan haknya secara adil. Bahkan untuk hukum sekalipun, kaum pribumi tak berdaya untuk menguasai.
Cerita apa saja yang ada di dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer?
2. Perjodohan
Dalam novel Bumi Manusia terdapat bagian cerita yang menggambarkan tentang seorang anak gadis yang kemudian dikenal sebagai Nyai Ontosoroh, dipaksa untuk menikah dengan lelaki yang sudah berumur dan keturunan Belanda. Pemaksaan ini diikuti dengan dalih harus patuh terhadap orang tua.
Pada zaman itu, perjodohan sudah menjadi suatu hal yang tidak asing bagi anak gadis. Namun, dalam kasus perjodohan Nyai Ontosoroh, ayahnya bukan hanya menjodohkan dirinya, tetapi juga menjualnya kepada Herman Malemma dengan uang yang cukup banyak.
Hati siapa yang tidak patah mengetahui kenyataan bahwa dirinya dijual oleh ayah sendiri. Sejak kejadian itu, Nyai Ontosoroh memutuskan untuk melupakan sang Ayah dan menerima kenyataan pahit yang harus ia jalani.
Sebagai pembaca, rasa geram dan sedih muncul saat mengetahui bahwa seorang Ayah yang seharusnya menjadi cinta pertama untuk anak seorang anak perempuan, justru menjadi orang pertama yang merobek dan mematahkan hatinya.
Tradisi tersebut sangat menyakiti hati wanita, menempatkan wanita sebagai barang yang dapat ditukar kapan saja. Melalui cerita tersebut, dapat pula membuka pemahaman pembaca bahwa perjodohan dapat berujung pada sakit hati dan retaknya hubungan dalam keluarga.
3. Rasisme
Selanjutnya terdapat tokoh bernama Minke yang mendapatkan perilaku rasisme oleh temana sekolahnya lantaran ia pribumi, sedangkan teman-teman sekolahnya merupakan keturunan Eropa. Perlakuan tersebut sering sekali terjadi, contohnya ketika tulisan Minke diterbitkan oleh koran sekolah dan dinobatkan sebagai pelajar berprestasi, teman-temannya tidak ada yang mengucapkan selamat.
Kemampuan Minke malah diragukan oleh teman-temannya. Pada masa itu, strata sosial sangat kentara. Orang kulit putih seolah memiliki golden ticket untuk bisa melesat lebih cepat dan menyingkirkan kaum pribumi sesuka hati.
Sangat memprihatinkan jika membayangkan perlakuan tersebut dialami oleh generasi sekarang. Meskipun tampaknya, strata sosial tersebut hingga sekarang masih melekat.
Misalnya, orang berjas akan lebih dihargai dibanding orang yang berkaus. Banyak anggapan orang berseragam lebih cerah masa depannya dibandingkan orang yang berganti-ganti pakaian.
Hal itu berdampak pada pelayanan di masyarakat. Ada kaum superior yang akan dilayani dengan penuh hormat dan ada kaum inferior yang akan dibiarkan begitu saja. Sangat miris!
4. Larangan Menggunakan Bahasa Belanda
Cerita lain dalam novel ini yang membuat terbelalak adalah kaum pribumi dilarang menggunakan bahasa Belanda karena dianggap tidak cocok dan merusak bahasa Belanda yang tinggi kedudukannya. Dalam novel ini larangan tersebut terjadi ketika Nyai Ontosoroh harus berurusan dengan hukum atas kematian suaminya, Herman Mellema.
Selain karena kematian suaminya, Nyai Ontosoroh berurusan dengan hukum karena putrinya, Annelies Mellema tidak diperbolehkan tinggal di Indonesia dan harus dipulangkan ke Eropa. Ada ketimpangan hukum, sebab meskipun Annelies menyatakan ingin bersama Sang Ibu, ia tetap harus dipulangkan ke Eropa dan Nyai Ontosoroh tidak boleh bertemu dengan Annelies untuk selama-lamanya.
Padahal jelas-jelas Nyai Ontosoroh adalah Ibu kandung Annelies, yang sudah susah payah mengurus dan membesarkan putrinya, namun hukum saat itu menutup mata. Pribumi tidak punya hak suara dan jaminan keadilan hanya ditujukan untuk orang kulit putih.
Bahkan keberpihakan hukum itu tampak diisyarakat oleh Nyai Ontosoroh dalam ungkapannya ketika kalah di pengadilan yang cukup melekat diingatan pembaca.
“Kita telah melawan Nak, Nyo. Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."
Terkait pertanyaan apakah membaca Bumi Manusia Bahaya? Tampaknya tidak ada hal yang bahaya dari sebuah buku, yang bahaya hanya pemikiran.
Maka jangan hanya menuangkan kopi ke dalam gelas, tetapi olahlah dan saring kopi tersebut agar tidak tersedak. Lalu jangan hanya satu kopi lantas mengklaim kopi itu terenak atau terpahit, cicipi kopi yang lain, dan temukan citarasanya sendiri.
- NU
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang menyukai dunia sastra dan kesehatan mental
Artikel lain dari Noviyanti
Rekomendasi
Opinion28 Agt 2025Seolah-olah Mereka Paham Anarkis
Opinion08 Agt 2025Pak! Bendera One Piece Bukan Barang Menakutkan
Opinion01 Agt 2025Kala Indonesia Hampir Bangkrut di Tangan Soekarno
Ragam01 Agt 20256 Cara Ampuh Bikin Pasangan Luluh Ketika Sedang Emosi
Opinion15 Jul 2025Omong Kosong Pendidikan Gratis di Negeri Seribu Janji Manis
Opinion27 Feb 2025Perempuan: Tubuhku, Pakaianku, Adabku
Movie12 Feb 20256 Film Hot China Nuansa Jadul, Cocok Temani Kesendirian
Education13 Jan 2025Menilik Mesin Biodiesel Rancangan Mahasiswa Teknik Kimia Unpam: Keunggulan dan Cara Kerjanya
Opinion02 Jan 2025Orang-orang Goblok di Jalan
Opinion30 Des 20242025 Tiba, Masih Pentingkah Organisasi Bagi Mahasiswa?
