Jurnalistika
Loading...

MOVIE

Belajar 3 Isu Penting dari Poor Things (2023), Film yang Raih Sederet Penghargaan

Poor Things menjadi salah satu film terbaik rilisan tahun 2023 yang mengangkat banyak isu penting tentang kehidupan.

  • Luthfi Mahendra

    05 Mar 2024 | 10:05 WIB

    Bagikan:

image
Poster film Poor Things (2023). (boxofficebudget.com)

Poor Things bisa dikatakan menjadi salah satu film terbaik yang dirilis pada 2023, karena alur dan muatan ceritanya begitu megah. Memberikan ruang diskusi kepada penonton untuk mempelajari isu-isu penting yang diangkat di dalam film ini.

Poor Things memiliki genre komedi dan fiksi ilmiah, sebuah karya yang belakangan jarang ditemukan sebagus film ini. Digarap oleh sutradara berpengalaman Yorgos Lanthimos, dengan durasi sekitar 2 jam 20 menit.

Pemilihan pemeran dalam film ini juga bukan main, mulai dari Emma Stone, Willem Dafoe, Mark Ruffalo, Ramy Youssef, Christopher Abbott, hingga Margaret Qualley.

Tak heran Poor Things menyabet sederet penghargaan bergengsi di sejumlah ajang bergengsi. Mulai dari Penghargaan Golden Globe untuk Film Musikal atau Komedi Terbaik hingga American Film Institute Award The Best Movie of the Years

Tidak cuma film saja, sang sutradara Yorgos Lanthimos juga mendapatkan penghargaan Gold Lion. Bahkan Emma Stone berhasil memenuhi lemari pialanya dengan sejumlah prestasi hanya karena lewat film ini.

Harus diakui, Emma Stone sebagai pemeran utama memang sangat ahli memainkan peran Bella Baxter. Aktingnya begitu natural dan membuat penonton terbius sepanjang film.

Lalu apa saja isu-isu penting yang bisa dipelajari lewat film Poor Things? Berikut akan diulas sesuai dengan yang sudah ditonton.

1. Sinopsis Poor Things (2023)

image
Emma Stone berperan sebagai Bella Baxter di Poor Things (IMDb )

Namun, sebelum lanjut membahas beberapa isu yang menarik dalam film Poor Things, ketahui lebih dulu sinopsisnya. Sehingga memiliki sedikit gambaran tentang film ini jika belum menyaksikan.

Poor Things berfokus pada cerita Bella Baxter (Emma Stone) seorang wanita yang awalnya dikira memiliki keterbelakangan (disabilitas). Namun, ia rupanya adalah hasil eksperimen dari seorang ilmuwan bedah bernama Godwin Baxter (Willem Defoe)

Pada mulanya, Bella adalah sosok penurut terhadap penciptanya alias Godwin Baxter. Namun, seiring perjalanan waktu ada momen ia ingin menjadi manusia normal, terkhusus ketika Godwin membawa salah satu mahasiswanya membantu meneliti Bella.

Seperti apa kelanjutan cerita lengkapnya? Ada baiknya kamu menonton film ini secara langsung agar ikut menikmati karya luar biasa ini.

Lanjut ke beberapa isu penting yang bisa dipelajari lewat film Poor Things berikut.

2. Kehendak Bebas Seorang Manusia

image
Emma Stone (IMDb)

Dalam film ini sangat jelas diterangkan bagaimana kehendak bebas seorang manusia itu tak bisa dilawan. Bahkan oleh pembuatnya sendiri dalam film ini adalah Godwin Baxter.

Godwin telah berusaha menciptakan dunia yang menurutnya indah buat Bella, sehingga ia merasa Bella tidak perlu lagi mengenal dunia luar. Namun, ketika Bella mengetahui ada kehidupan yang lebih luas di luar sana, ia mulai mencoba untuk melawan.

Dia mengetahui ini setelah diajarkan oleh Max McCandles (Rami Youssef) tentang peta dunia. Pada awalnya, Goodwin berusaha untuk memperbolehkannya keluar tetapi dengan pengawasan yang ketat, hingga akhir muncul rencana untuk menikah Bella dengan Max.

Namun, pada saat Godwin mencoba membuat sebuah perjanjian yang melibatkan seorang pengacara, ini justru membuat keadaan semakin buruk. Hingga berujung Bella ingin keluar, Godwin berusaha menghalau, tapi tidak bisa.

Godwin pun berkata bahwa sekeras apapun ia mencoba menghalangi Bella, ia tidak akan bisa. Sebab Bella adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas.

Layaknya seorang manusia pada umumnya, kehendak bebas menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lain. Manusia bisa berbuat apa saja sesuai dengan yang mereka inginka dan bisa tidak melakukannya juga.

3. Feminisme

image
Karakter Bella Baxter dan Max McCandles (IMDb)

Poor Things juga membahas tentang hak seorang perempuan dalam menentukan pilihannya. Sebagaimana gerakan Feminisme yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki.

Saat Bella masih berada di bawah pengaruh Goodwin, ia tidak banyak mengerti. Namun, seiring dengan pengetahuan empiris ia semakin mengerti dan memahami dunia.

Saat akhirnya menemukan kebebasannya bepergian dengan Duncan Wedderburn, Bella dengan jelas menunjukkan bahwa tidak seharusnya perempuan berada di bawah perintah laki-laki jika itu tidak diinginkan.

Kemudian, pada saat balik ke rumah Godwin dan bertemu kembali dengan McCandles yang sebetulnya telah jadi tunangan Bella juga ada dialog menarik.

Bella menanyakan kepada McCandles tentang apakah masih mau menerimanya setelah melakukan hubungan seksual dengan banyak pria. McCandles menjelaskan bahwa wanita memiliki hak untuk tubuhnya sendiri, dan bukan tugasnya untuk menghakimi seseorang selagi tidak dalam ikatan resmi.

4. Kemanusiaan

image
Emma Stone sebagai Bella Baxter (IMDb)

Terakhir, isu penting yang dipelajari dalam film Poor Things adalah tentang manusia yang memiliki hati nurani seburuk apa pun perbuatan yang telah ia buat. Perbuatan Bella di film ini mungkin menyimpang dari moral dan etika sosial pada umumnya.

Namun, Bella yang terlihat tak berperasaan di film ini ternyata hatinya juga bisa tersentuh ketika melihat penderitaan orang lain. Hal ini terlihat ketika Harry Ashley (Jerrod Carmichael) menunjukkan padanya tentang "dunia yang sesungguhnya".

Setelah melihat ini, Bella pun ingin membantu orang. Meski niat baiknya dan ketidaktahuannya ini juga dimanfaatkan oleh petugas kapal yang mencuri bantuan dari Bella.

Dalam skenario ini terlihat bahwa meski standar moral dan etika masyarakat menghakimi Bella dengan buruk, namun dia tetap punya hati nurani. Seperti menjelaskan bahwa kemanusiaan berada di hierarki yang tinggi dalam kehidupan.


  • Luthfi Mahendra

    Penulis pemula yang ingin bertumbuh

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Luthfi

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Luthfi Mahendra

    Rekomendasi