Jurnalistika
Loading...

MOVIE

Review Film 300: Rise of an Empire dan Fakta Menarik di Baliknya

Menikmati waktu dengan menonton adalah kegiatan yang banyak dilakukan orang, film 300: Rise of an Empire bisa kamu saksikan, tapi cek dulu review-nya berikut.

  • Ananda Nova

    23 Jan 2024 | 08:15 WIB

    Bagikan:

image
Film 300: Rise of an Empire (IMDb)

Dalam 300: Rise of an Empire penoton bakal diajak ke dalam dunia aksi pada tahun 2014. Noam Murro memegang kendali sutradara, memaparkan perang laut yang mengguncang antara pasukan Yunani di bawah Themistocles dan armada Persia yang dipimpin oleh Artemisia. Sosok Themistocles, diperankan dengan magis oleh Sullivan Stapleton, bersaing dengan kebrilian Eva Green yang memerankan Artemisia.

Sebagai sekuel blockbuster tahun 2007, film ini merangkum kejadian sebelum, selama, dan setelah 300, menggambarkan keseluruhan kisah dengan keahlian visual yang mengagumkan. Legenda dibuat oleh Frank Miller melalui novel grafis.

Meskipun Zack Snyder awalnya tertarik menyutradarai, perhatiannya beralih ke pengembangan reboot Superman, Man of Steel. Noam Murro akhirnya mengambil alih sebagai sutradara, dibantu oleh produser dan penulis skenario, Zack Snyder.

Dengan pusat cerita pada pemimpin Yunani yang kuat, Themistocles, diperankan oleh Sullivan Stapleton, film ini meluncur ke panggung Amerika Serikat pada tanggal 7 Maret 2014.

Meskipun tidak mencapai popularitas pendahulunya, Rise of an Empire menawarkan pengalaman sinematik yang memikat melalui sinematografi memukau dan performa para pemain yang brilian.

1. Sekilas Alur Cerita 300: Rise of an Empire

image
300: Rise of An Empire (IMDb)

Film ini dimulai dengan tubuh tanpa nyawa 300 tentara Sparta di Thermopylae. Xerxes maju ke mayat Leonidas dan memenggalnya untuk menandai kemenangannya. Ketika Gorgo bercerita, ia merinci bagaimana Perang Yunani-Persia dimulai dari pertempuran Marathon.

Kemudian film memperlihatkan pasukan Athena yang dipimpin oleh jenderal Themistocles menyerang Persia secara tiba-tiba saat mereka bersandar. Dalam hiruk-pikuk pertempuran, Themistocles melihat peluang untuk melukai Raja Darius Persia, melepaskan anak panah ke dadanya.

Xerxes, putra Darius, juga hadir dan terkejut. Namun, ketika Themistocles menatap Xerxes, ia tahu bahwa akan ada konsekuensi bagi Yunani.

Melalui pengembangan cerita ini, akan terlihat berbagai aksi brilian yang cukup membuat tegang, tetapi tidak melupakan keseruan yang dibalu sangat halus. Sehingga penonton mampu mengikuti jalan ceritanya tanpa takut stres.

2. Review 300: Rise of an Empire

image
Penampilan karakter film 300: Rise of an Empire (IMDb)

Meski secara penggambaran dan cukup menarik untuk disaksikan, tetapi tetap perlu memberikan kritik terhadap film ini. 300: Rise of an Rise bermain-main dengan nada dan konsistensi yang seragam.

Namun, tanpa sentuhan tampilan novel grafis orisinal, film ini tidak konsisten, di satu sisi, Spartans dilahirkan dan dilatih sebagai pejuang, tapi di sini para petani tiba-tiba berubah menjadi pemenang, seolah-olah penulis skenario memiliki rasa tidak suka pada Persia atau Iran modern.

Walaupun orang Yunani mungkin mementingkan kebebasan, mereka juga melakukan kekejaman terhadap seorang gadis kecil. Meskipun orang Persia mungkin memandang tinggi pemerintahan otoriter, mereka membuat seorang wanita Yunani menjadi jenderal.

Bahkan Lena Headey, sang narator dan istri Gerard Butler dalam film orisinal, diubah menjadi Ratu pejuang yang tangguh. Meskipun kekerasannya berdarah-darah dan brutal, film ini terasa berbau kecengan homoerotik yang bercampur dengan akting yang kurang memikat.

Hanya meninggalkan Eva Green yang mencuri perhatian dengan adegan-adegannya sebagai Artemesia, sang petarung dan godaan yang kejam.

Kekurangan dari film ini juga banyak di bahas di beberapa situs review film luar negeri, seperti di Rotten Tomatoes 300: Rise of an Empire 40 persen dari 100 persen yang membarikan pandangannya. Sementara di situs IMDb hanya mendapat skor 6,2 dari 10.

Namun, tentu saja setiap orang memiliki pandangan berbeda-beda apalagi berbicara tentang jenis film yang disukai. Sehingga rating tersebut tentu tidak bisa menjadi rujukan untuk mengatakan film ini tidak layak untuk ditonton.

Buat kamu yang ingin menyaksikan, tetap harus melihat film ini karena kamu bakal baru bisa memberikan penilaian setelah menyaksikannya.

3. Fakta Menarik 300: Rise of an Empire

image
Dua karakter film (IMDb)

Fakta menarik tentang film ini, meskipun sepanjang kisahnya mengangkat tentang sejarah tetapi kisahnya tidaklah akurat sepenunya. Mengutip dari scotscoop.com bagi penggemar sejarah dan mitologi Yunani, 300: Rise of an Empire mungkin kurang memuaskan bagi mereka yang lebih tertarik pada fakta sejarah Yunani kuno yang sesungguhnya.

Film ini tidak mengikuti akurasi historis dalam ceritanya tentang perang di antara Athena, Sparta, dan Persia. 300 dan 300: Rise of an Empire sengaja diciptakan untuk memberikan hiburan dan menyajikan versi modern dari kisah-kisah pertempuran terkenal di Yunani kuno.

Meski tidak akurat secara historis, film ini tetap berhasil menghibur penontonnya. Dengan efek gelap yang dramatis dan adegan mengerikan yang berlebihan. Visualnya berhasil menciptakan suasana yang lebih mendalam untuk menyeimbangkan kekurangan informasi akurat tentang pertempuran Yunani kuno.

Meskipun efek khususnya mungkin tidak terlihat sepenuhnya realistis, namun tetap menyuguhkan grafis yang menghibur, seperti halnya komik, yang mampu memikat perhatian penonton.

4. Daftar bintang dan perannya

image
Para pemeran (IMDb)

Dalam film 300: Rise of an Empire yang dirilis pada tahun 2014, penonton disuguhkan oleh ansambel pemeran yang mengesankan. Sullivan Stapleton membawakan peran utama sebagai Themistocles, seorang jenderal Yunani yang berani dan tegas. Eva Green, dengan pesonanya yang kuat, menghidupkan karakter Artemisia, seorang komandan laut Persia yang penuh dendam.

Lena Headey kembali memerankan Queen Gorgo, memberikan kehadiran yang tangguh dan kuat sebagaimana karakternya dalam film sebelumnya. Hans Matheson, Callan Mulvey, dan David Wenham turut menyemarakkan layar lebar dengan penampilan luar biasa mereka, membentuk sebuah tim pemeran yang solid dan berbakat.

Tidak lupa, Rodrigo Santoro kembali menghidupkan karakter Xerxes dengan kemegahannya yang khas. Keberadaannya memberikan dimensi baru pada peperangan epik antara Yunani dan Persia. Jack O'Connell, Andrew Tiernan, dan Igal Naor juga memberikan warna dan kompleksitas pada kisah ini, menambah kekayaan dinamika pemeran.

Dengan segala kekuatan pemeran utamanya, film ini menjadi sebuah persembahan visual dan akting yang menggugah, membawa penontonnya melalui petualangan epik di laut dan memberikan nuansa yang kaya dalam melibatkan penonton dalam kisah yang lebih besar dari hidup para pahlawan dan antipahlawan dalam pertempuran Yunani kuno.


  • Ananda Nova

    Memaknai untuk jadi bermakna

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Ananda

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Ananda Nova

    Rekomendasi