Drama korea Its Okay, Thats Love menceritakan kisah romansa dengan balutan isu kesehatan mental. Drama yang tayang pada 2017 ini menjadi drama korea pertama yang membahas isu kesehatan mental loh.
Jo In-Sung menjadi bintang yang berperan sentral sebagai Jae Yeol, sosok penulis sekaligus pembawa acara radio terkenal yang memiliki masa kecil yang kelam. Lawan main Jo In Sung di drama ini adalah Gong Hyo-Jin yang berperan sebagai psikiater dan kekasih jae Yeol bernama Ji Hae-Soo.
Cerita di dalam drama ini mengangkat topik kesehatan mental dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang kondisi mental yang berbeda-beda. Selain itu di dalam film ini juga mengandung istilah-istilah dalam dunia psikiater yang dapat menambah wawasan.
Lalu apa saja gangguan mental yang terdapat di dalam drama korea Its Okay Thats Love ini? Simak ulasannya berikut.
1. Obsessive Compulsive Disorder/ OCD
Mengenal Obsessive Compulsive Disorder (OCD) melalui drama Its Okay Thats Love. Di dalam drama ini, tokoh bernama Jae Yeol dan ibunya mengalami gangguan OCD.
Gangguan ini ditunjukkan dengan perilaku tokoh Jae Yeol yang menata rapih buku-bukunya dengan warna yang seragam dan mendekor kamarnya dengan ciri khas warna biru dan kuning. Selain itu Jae Yeol juga merasa nyaman jika tidur di toilet dibandingkan di atas kasur miliknya.
Hal itu dipengaruhi oleh pengalaman masa kecilnya yang sering mengalami kekerasan oleh kakak dan ayah tirinya. Saat hal itu terjadi, salah satu pelariannya yang paling aman adalah toilet. Pada akhirnya ia merasa lebih aman jika berada di toilet.
Pengidap OCD lain dalam drakor ini adalah Ibu Jae Yeol. Ia akan mengepel dan merapikan rumahnya setiap 30 menit sekali.
Hal itu terjadi karena ia pernah mengalami kekerasan yyang mengharuskannya berlindung di dalam tempat pembuangan kotoran bersama anaknya.
Sejak saat itu ia akan merasa sangat kotor dan harus bersih-bersih diri dan tempat tinggalnya. Pengalaman di masa lalu itulah yang menyebabkan kedua tokoh dalam drama korea ini mengidap OCD
2. Sindrom Taurette
Taurette merupakan sindrom atau penyakit yang ditandai dengan gerakan atau ucapan berulang yang tidak dapat dikendalikan oleh pengidap sindrom ini.
Saat menonton drama koreai ini, penonton akan melihat sindrom ini diidap karakter bernama Park Soo Kwang. Sindrom ini akan muncul ketika pengidap penyakit ini merasa khawatir dan cemas.
Biasanya berlangsung selama satu menit dengan gerakan berulang, seperti gelengan kepala, memukul bagian tubuh ke tembok, dan sebagainya.
3. Skizofrenia
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang membuat penyintas mengalami delusi, halusinasi, serta distorsi realitas. Penyintas skizofrenia umumnya memiliki halusinasi yang dapat berakibat pada gangguan dalam bersosialisasi.
Dalam Its Okay Thats Love terdapat tokoh bernama Jae Yeol yang mengidap skizofrenia. Jae Yeol berhalusinasi memiliki fans atau penggemar anak laki-laki berusia 13 tahun yang memiliki cerita hidup mirip dengan yang dia alami.
Jae Yeol berusaha melindungi dan membantu anak lelaki ini yang ternyata adalah sosok dari inner childnya. Ia berusaha melindungi dirinya di masa lalu dengan menghadirkan sosok kecil tersebut dengan halusinasinya.
Jae Yeol bahkan rela melakukan apapun untuk melindungi penggemarnya tersebut yang sebenarnya hanya halusinasinya. Atas trauma di masa lalu, Jae Yeol mengidap skizofrenia dengan menghadirkan anak lelaki tersebut sebagai bagian dari diri dia yang harus dirawat dan dilindungi.
4. Penutup
Itulah beberapa gangguan mental yang ada di dalam drama korea Its Okay Thats Love. Buat kalian yang menyukai dunia psikologi atau penasaran dengan gangguan mental yang ada di dalam drama kora ini, bisa ditonton di platform favoritmu. Ada kutipan menarik dar drama korea ini yang bunyinya seperti berikut.
“Kita sepakat untuk menciptakan dunia di mana orang-orang dapat saling percaya dan belajar untuk bersandar satu sama lain. Kita sepakat bahwa sebagian besar kelainan mental dilahirkan dari ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik.”
- NU
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang menyukai dunia sastra dan kesehatan mental
Artikel lain dari Noviyanti
Rekomendasi
Opinion28 Agt 2025Seolah-olah Mereka Paham Anarkis
Opinion08 Agt 2025Pak! Bendera One Piece Bukan Barang Menakutkan
Opinion01 Agt 2025Kala Indonesia Hampir Bangkrut di Tangan Soekarno
Ragam01 Agt 20256 Cara Ampuh Bikin Pasangan Luluh Ketika Sedang Emosi
Opinion15 Jul 2025Omong Kosong Pendidikan Gratis di Negeri Seribu Janji Manis
Opinion27 Feb 2025Perempuan: Tubuhku, Pakaianku, Adabku
Movie12 Feb 20256 Film Hot China Nuansa Jadul, Cocok Temani Kesendirian
Education13 Jan 2025Menilik Mesin Biodiesel Rancangan Mahasiswa Teknik Kimia Unpam: Keunggulan dan Cara Kerjanya
Opinion02 Jan 2025Orang-orang Goblok di Jalan
Opinion30 Des 20242025 Tiba, Masih Pentingkah Organisasi Bagi Mahasiswa?
