Jurnalistika
Loading...

HEALTH

4 Tips agar Tidak Mudah Capek Saat Olahraga Lari, Cocok Bagi Pemula

Sedang semangat-semangatnya lari setiap sore atau pagi hari, lakukan beberapa cara ini agar tidak mudah capek. Cocok bagi pemula!

  • Muhammad Haryo Pambudi

    31 Jan 2024 | 08:25 WIB

    Bagikan:

image
Ilustrasi lari. (Pixabay/Michal Jarmoluk)

Berlari merupakan aktivitas olahraga fisik yang mengandalkan kekuatan kaki, tangan, dan anggota tubuh lainnya. Aktivitas ini terlihat mudah untuk dilakukan, namun pada praktiknya ternyata jauh dari yang dibayangkan.

Pada awalnya sebagai pemula mungkin mengira lari dengan jarak 5 km saja cukup mudah dan tidak memerlukan persiapan yang matang. Saat mulai berlari di 1 km pertama memang masih mudah, namun mulai memasuki kilometer ke 2 nafas mulai ngos-ngosan, kaki keram, dan pada akhirnya menyerah sebelum mencapai garis akhir.

Bagi pemula yang baru memasuki dunia lari, sudah biasa jika diawalnya merasakan kaki yang kram dan nafas yang belum teratur. Untuk selanjutnya, berikut ada beberapa tips agar tidak cepat capek atau lelah.

1. Menentukan Jarak dan Rute Lari

image
Ilustrasi rute (Pixabay/Marc Manhart)

Karena kondisi tubuh yang masih belum terbiasa dengan lingkungan disekitar, untuk awal-awal sebaiknya jarak yang ditempuh jangan terlalu jauh dahulu. Bisa dengan 2-3 km pertama dahulu, lalu bertahap semakin lama semakin jauh jarak tempuhnya. Jika kamu mengawali lari dengan jarak tempuh langsung 10 km, padahal sebelumnya tidak pernah latihan, hal ini bisa menyebabkan tubuhmu menjadi pegal-pegal, kram otot, bahkan cedera.

2. Pemanasan Baik dan Benar

image
Ilustrasi berlari (Pixabay/Mohamed Hassan)

Sebelum berlari, hukumnya wajib untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar otot-otot tubuh tidak kaget ketika menghadapi aktivitas fisik cukup berat.

Pemanasan terbagi menjadi dua, yaitu pemanasan statis dan dinamis. Pemanasan statis adalah aktivitas yang tidak meningkatkan suhu otot secara signifikan.

Tujuan pemanasan statis agar otot tidak terlalu tegang dan mencegah cedera akibat lari. Pemanasan ini sifatnya terkontrol dan cenderung lambat, sehingga tidak menimbulkan kelelahan yang berarti.

Sedangkan pemanasan dinamis merupakan pemanasan yang dapat menimbulkan pemanasan otot. Pemanasan ini melibatkan seluruh anggota tubuh untuk bergerak untuk meningkatkan otot dan persiapan menghadapi aktivitas fisik yang sesungguhnya.

Biasanya setelah melakukan pemanasan dinamis tubuh mulai merasakan hawa panas yang menandakan bahwa tubuh sudah siap menghadapi aktivitas fisik yang lebih berat.

3. Memilih Sepatu Lari yang Cocok

image
Ilustrasi sepatu (Pixabay/ClkerFreeVectorImages)

Memilih sepatu lari juga penting agar aktivitas berlari menjadi lebih lancar, karena jika berlari dengan rute di jalan raya, kondisi aspal dan beragam medan akan ditemui. Khususnya jika banyak batu di area rute berlari.

Beberapa sepatu ada yang bagian bawah sepatunya tipis, sehingga ketika menginjak batu akan terasa sakit. Itulah pentingnya memilih sepatu lari, untuk menghadapi berbagai medan ketika berlari yang tidak dapat diprediksi.

4. Teknik Pernapasan Lari

image
Ilustrasi lintasan lari. (Pixabay/Remaztered Studio)

Ketika berlari terdapat tiga jenis teknik pernapasan yang sering digunakan oleh para pelari. Anatara lain teknik pernapasan menggunakan hidung, mulut, dan kombinasi.

Teknik pernapasan yang disarankan untuk berlari menggunakan kombinasi. Caranya mengambil napas dengan mulut, dan mengeluarkannya dengan hidung. Cara ini akan membuat udara atau oksigen yang terhirup lebih banyak, lalu mengeluarkan napas secara perlahan.

Meski begitu, sebagai pemula pilihlah teknik pernapasan yang dirasa paling cocok. Daripada memaksakan diri menggunakan teknik tertentu yang sebenarnya tidak cocok, lebih baik menyesuaikan dengan kemampuan diri, sehingga pelaksanaanya lebih baik.

Itulah beberapa tips agar saat berlari tidak mudah lelah bagi pemula.

 

Sumber: Hallosehat.com dan Halodoc.com


  • Muhammad Haryo Pambudi

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Muhammad Haryo

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Muhammad Haryo Pambudi

    Rekomendasi