Jurnalistika
Loading...

HEALTH

Mengenal Sindrom Jas Putih: Saat Seseorang Mengalami Hipertensi Bertemu Dokter

Sudah pernah mendengar Sindrom Jas Putih atau dalam bahasa Inggris disebut White Coat Syndrome? Jika belum, yuk kenali!

  • Aldiansyah Sikumbang

    22 Apr 2024 | 02:55 WIB

    Bagikan:

image
Ilustrasi dokter mengenakan jas putih. (Pexels/Mix and Match Studio)

Istilah sindrom jas putih kemungkinan masih sangat asing bagi banyak orang, namun bisa jadi mereka sudah pernah merasakannya. Hanya saja tidak mengetahui bahwa hal tersebut sebenarnya adalah sindrom jas putih.

Sindrom jas putih dalam bahasa Inggris disebut sebagai white coat syndrome, dan dikenal juga dengan sebutan white coat hypertensi. Gangguan ini merujuk pada perasaan takut ketika bertemu dokter, terkhusus ketika ingin berobat.

Orang dengan white Coat syndrome ini bahkan bisa mengalami telapak tangan berkeringat dan jantung terasa berdebar kencang. Jika pernah merasakannya, maka penting untuk mengenalinya lebih lanjut.

1. Sindrom Jas Putih adalah hal wajar, namun apakah sesuatu yang menghawatirkan?

image
Ilustrasi dokter sedang mengobati pasien (Pexels/SHVETS production )

Perasaan takut bertemu dengan dokter tidak hanya dirasakan oleh sedikit orang, melainkan ada banyak orang lainnya juga dengan perasaan sama. Mengutip dari Thrivefamilymedicine, ini adalah hal umum yang sering ditemukan.

Sebab, banyak yang ngalamin naiknya tekanan darah pas ke dokter, dan itu hal biasa. Jadi, tekanan darah bisa naik gara-gara kita cemas pas di ruang medis, meskipun sebelumnya tekanan darah masih normal.

Namun, yang perlu dipertanyakan apakah White Coat Syndrome perlu dikhawatirkan?

Hipertensi White Coat sebenarnya bisa jadi tanda peringatan akan masalah kesehatan yang mungkin timbul di kemudian hari. Artinya, jika kunjungan ke dokter saja sudah bisa membuat tegang hingga mengalami gejala fisik.

Kemungkinan besar hal itu juga terjadi saat menghadapi situasi stres sehari-hari, meskipun biasanya tidak terjadi.Bukan hal mengerankan kalau merasa stres saat ngadepin tugas kantor atau urusan keluarga meskipun mungkin sebelumnya tidak pernah terjadi.

Sama halnya dengan Sindrom jas putih, tetapi tetap penting untuk melakukan konsultasi jika diperlukan.

 

2. Lalu apa penyebab dari Sindrom Jas Putih?

image
Ilustrasi seorang wanita sedang diperiksa perawat. (Pexels/Gustavo Fring)

Ketakutan yang melanda ketika menghadapi pengukuran tekanan darah. Entah itu karena kencangnya tourniquet yang melilit lengan atau rasa takut akan hasil diagnosis yang mungkin, dapat memicu kecemasan yang cukup kuat untuk meningkatkan tekanan darah.

Bagi individu yang terdiagnosis dengan gangguan kecemasan umum, kemungkinan menderita Hipertensi Jas Putih jauh lebih tinggi.

Lalu saat menghadapi pengukuran tekanan darah, gejala yang dirasakan mungkin bukan semata-mata akibat tekanan fisik yang diukur. Bagi beberapa orang, kecemasan yang mendalam terhadap pengukuran tekanan darah bisa menjadi manifestasi nyata dari fobia yang menghantui.

Dampaknya tak hanya dirasakan oleh tenaga medis yang menguku. Melainkan juga oleh diri sendiri, yang mengalami pengalaman yang sama setiap kali tekanan darah diukur, terlepas dari kondisinya yang sebenarnya.

3. Beberapa cara untuk mengatasi White Coat Syndrome

image
Ilustrasi relaksasi. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Inilah beberapa langkah praktis yang bisa Anda terapkan untuk mengatasi sindrom jas putih:

  • Praktikkan Teknik Relaksasi: Fokuslah pada sesuatu selain tes tekanan darah dengan menghitung benda di sekitar Anda atau melakukan gerakan sederhana seperti menggoyangkan jari kaki. Hindari mengobrol saat tekanan darah diukur, karena hal itu dapat meningkatkan tekanan darah Anda.
  • Coba 4-7-8 Pernapasan: Tarik napas dalam selama 4 detik, tahan selama 7 detik, lalu hembuskan selama 8 detik. Latihan pernapasan ini dapat menenangkan respons tubuh terhadap stres dan meredakan inflamasi.
  • Minta Ruangan yang Tenang: Saat membuat janji, mintalah ruang uji yang tenang agar Anda dapat merasa lebih rileks dan fokus saat pengukuran tekanan darah dilakukan.
  • Jalan Cepat Selama 15-20 Menit: Berjalan kaki singkat dapat membantu Anda memulai pernapasan berirama yang menurunkan tekanan darah dengan menenangkan respons stres tubuh.
  • Minum Segelas Air: Air memiliki efek menenangkan pada sistem saraf dan membantu mengeluarkan natrium yang dapat meningkatkan tekanan darah. Minumlah dalam jumlah banyak sebelum pengukuran tekanan darah.
  • Makan Makanan Kaya Potasium: Konsumsi makanan kaya potasium seperti pisang, bayam, brokoli, atau ubi jalar. Potasium membantu mengontrol aliran darah dan detak jantung dalam waktu singkat.

4. Namun, tetap penting penanganan ahli jika terus berlanjut

image
Ilustrasi konsultasi ke dokter. (Pexels/cottonbro studio)

Walaupun telah melakukan beberapa cara tadi, namun perasaan jantung terasa berdebar kencang belum berakhir. Sebaiknya tetap datang ke ahli profesional untuk mendapatkan dukungan.

Pastikan profesional yang didatangi adalah yang terpercaya untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih baik. Dari itu semua, yang terpenting adalah memperhatikan dengan teliti.

Sumber: thrivefamilymedicine.com


  • Aldiansyah Sikumbang

    Masih belajar, terus belajar, dan tak henti belajar.

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Aldiansyah

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Aldiansyah Sikumbang

    Rekomendasi