Jurnalistika
Loading...

FOOD

5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Bukittinggi untuk Keluarga, Tak Melulu Kerupuk Sanjai

Kebanyak orang liburan ke daerah Bukit Tinggi pengen membeli oleh-oleh kerupuk Sanjai, padahal masih banyak pilihan lain yang tidak kalah enak.

  • Aldiansyah Sikumbang

    16 Mei 2024 | 02:35 WIB

    Bagikan:

image
Tempat wisata di Bukittinggi, Jam Gadang. (bukittinggikota.go.id)

Kota Bukittinggi tidak cuma punya makanan khas Kerupuk Sanjai yang cocok dibawa untuk bakal oleh-oleh buat keluarga. Masih banyak makanan khas lain yang tidak kalah nikmat, dan pastinya orang rumah akan menyukainya.

Sebagai salah satu kota wisata di Sumatera Barat, sudah pasti banyak orang dari daerah lain yang ingin mengunjungi Bukittinggi. Beberapa tempat wisata favorit di Kota Kerupuk Sanjai ini antara lain Jam Gadang, Jembatan Limpapeh, Lobang Jepang, hingga Museum Rumah Adat Baanjuang.

Namun, biasanya ke tempat wisata mana pun yang dikunjungi wisatawan, oleh-oleh yang dibawa seringnya kerupuk sanjai. Memang makanan khas ini sangat nikmat dan cocok dibawa, namun jangan sampai tidak mengetahui makanan khas lain dari Bukittinggi.

Berikut lima rekomendasi oleh-oleh khas Bukittinggi selain kerupuk sanjai yang cocok dibawa untuk keluarga.

1. Karak Kaliang

image
Karak Kaliang (budaya-indonesia.org)

Karak Kaliang merupakan oleh-oleh khas Bukittinggi berupa kue. Karak Kaliang mengungkapkan sebuah kisah panjang tentang tradisi dan keahlian.

Dibuat dari tepung pulut yang dipadu dengan telur dan garam, kue ini menjalani proses pembuatan secara tradisional, tiada kurang, tiada lebih. Tangan-tangan terampil mencetaknya dengan penuh keahlian, sebelum akhirnya tenggelam dalam lautan minyak panas untuk dipanggang hingga keemasan.

Namun, apa yang membuat Karak Kaliang begitu memikat bukan hanya prosesnya yang tradisional, melainkan juga sensasi tiada tara yang ia tawarkan. Teksturnya yang lembut, hampir mencair di mulut, dipadu dengan rasa gurih yang menguar dari setiap gigitan, menjadikannya bukan sekadar kue biasa.

2. Arai Pinang

image
Kue Arai Pinang. (bkppkutim.com)

Masih dari kota yang sama namun dengan karakteristik yang berbeda, muncul sebuah camilan yang tak kalah menarik, namanya kue arai pinang, atau dikenal juga dengan sebutan ladu arai. Jika Karak Kaliang memukau dengan kelembutan dan cita rasa yang menggoda, kue arai pinang menghadirkan kegurihan yang tak terlupakan.

Merupakan pemandangan lazim dalam acara-acara besar di daerah Sumatera Barat, termasuk Bukittinggi kue arai pinang hadir sebagai simbol kegembiraan dan kehangatan bersama. Sering disajikan saat pernikahan, khitanan, atau bahkan meriahnya Idulfitri. 

Keunikan kue arai pinang terletak melainkan pada bentuknya yang khas. Bulat tipis dengan garis-garis lurus, ia menciptakan estetika yang sederhana namun memikat, menandai kehadiran yang tak terlupakan di setiap acara.

3. Lamang Tapai

image
Lamang Tapai. (gurusiana.id)

Sebagai perpaduan harmonis antara tradisi dan cita rasa, Lamang Tapai menggambarkan kekayaan kuliner Bukittinggi, dengan begitu memikat.

Lamang atau yang sering disebut juga sebagai lemang, merupakan sebuah kreasi kuliner yang mengandalkan beras ketan putih sebagai bahan dasarnya. Prosesnya pun tak biasa, dimasak dalam ruas-ruas bambu kemudian dibakar hingga matang sempurna.

Namun, tak lengkap rasanya tanpa kehadiran tapai, ciri khas lainnya yang menambahkan keistimewaan pada hidangan ini.

Tapai, yang terbuat dari ketan hitam, atau dikenal dengan nama puluik di Padang difermentasi yang memberikan sentuhan manis dan kaya akan karbohidrat. Namun, di balik kelezatannya, ada catatan untuk mereka yang mengatur asupan gula darah, karena kecenderungan mudah diserap oleh tubuh.

4. Dendeng Batokok

image
Dendeng Batokok (Wikipedia)

Terbuat dari daging sapi pilihan, khususnya bagian paha atau dekat ekor, dendeng batokok cocok kamu bawa untuk keluarga demi memberikan kesan yang tak terlupakan. Namun, apa yang membuatnya begitu istimewa?

Nama "batokok" sendiri mengisyaratkan proses unik di balik kelezatan ini. Berakar dari bahasa Melayu, "tokok" yang artinya dipukul, menggambarkan tahapan awal dalam proses pengolahan dendeng ini.

Daging sapi yang telah diiris tipis kemudian dilembutkan melalui serangkaian pukulan menggunakan cobek. Tujuannya sederhana, untuk memastikan bahwa daging menjadi lebih lembut dan mampu menyerap bumbu dengan lebih baik.

Setelah melewati tahap pukulan, daging yang telah disiapkan akan mengalami transformasi yang mengagumkan. Serat-seratnya akan pecah, memberikan tekstur yang lebih lebar dan siap menerima bumbu dengan penuh kehangatan.

Kemudian, dengan sentuhan mahir, daging yang telah dibumbui dapat digoreng hingga keemasan atau dibakar untuk mendapatkan aroma yang menggoda.

5. Galamai

image
Gulamai (Tokopedia/Radhwashop21)

Oleh-oleh makanan satu ini memang mungkin lebih terkenal dari Payakumbuh, namun kamu juga bisa menemukannya di Bukittinggi. Galamai sejenis dodol atau jenang yang memiliki rasa khas dengan kisah panjang tentang tradisi dan keahlian.

Galamai memiliki makna yang dalam, mengisyaratkan kehadiran seorang ibu yang memberikan kehangatan melalui rasa manisnya. Konon, galamai merupakan singkatan dari "gulo amai" yang berarti gula ibu, menyiratkan sentuhan kasih sayang yang terpancar dalam setiap suapannya.

Warna coklat yang memikat dan cita rasa manis yang menggoda adalah ciri khas dari galamai. Namun, dibalik kelezatannya yang menggugah selera, terdapat proses panjang yang harus dilewati.

Meskipun begitu, bahan bakunya sangatlah sederhana. Dengan menggunakan beras ketan, santan, gula tebu atau saka, vanila, dan kacang tanah, galamai mampu menjadi hidangan istimewa yang tak terlupakan.

Nikmati makanan khas dari Bukittinggi bersama keluarga dengan membawanya sebagai oleh-oleh. Supaya mereka tidak bosan dibawakan kerupuk sanjai melulu.


  • Aldiansyah Sikumbang

    Masih belajar, terus belajar, dan tak henti belajar.

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Aldiansyah

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Aldiansyah Sikumbang

    Rekomendasi