jurnalistika.id – Ousmane Dembele memilih merendah jelang duel hidup-mati antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan di final Liga Champions musim 2024/2025.
Meski tampil gacor sepanjang musim, sang winger tak ingin sesumbar saat menatap laga puncak yang bakal digelar di Munich, Minggu (1/6/2025) pukul 02.00 WIB.
“Ini adalah pertandingan yang ingin kami ikuti dan pertandingan yang telah kami impikan sejak kami masih kecil. Bermain di final Liga Champions sungguh menakjubkan,” kata Dembele, dikutip dari laman resmi klub, Jumat (30/5/2025).
Final ini akan jadi panggung istimewa bagi PSG yang kembali menapaki final Liga Champions untuk kedua kalinya sejak revolusi besar-besaran yang mereka mulai pada 2011 bersama investor Qatar.
Baca juga: 5 Alasan Inter Bisa Kalahkan PSG dan Juara Liga Champions 2024-2025
Kali pertama mereka mencapai final adalah pada musim 2019/2020, tapi harus puas jadi runner-up usai dibekuk Bayern Muenchen 0-1.
Kini, peluang untuk membalas sejarah itu terbuka lebar. Les Parisiens melaju ke partai puncak setelah menyingkirkan tiga wakil Inggris secara beruntun.
Mulai dari Liverpool di 16 besar, Aston Villa di perempat final, dan Arsenal di semifinal.
Namun, Dembele tetap berpijak pada bumi. Ia sadar laga final adalah soal mental dan konsistensi, bukan sekadar statistik.
“Anda membutuhkan banyak fokus dan banyak kebanggaan, dan mudah-mudahan kami akan memenangkan pertandingan ini, tetapi tidak akan mudah melawan tim Inter ini. Mereka adalah tim yang sangat sulit untuk dilawan, tetapi apa pun bisa terjadi di final,” ucap Dembele.
Dembele Gacor di Liga Champions
Performa individu Dembele musim ini memang layak diacungi jempol. Sang pemain mencatatkan musim terbaik dalam kariernya dengan koleksi 33 gol dan 13 assist di semua kompetisi.
Catatan di Liga Champions, ia sudah mengemas delapan gol. Hanya kalah dari lima nama besar, Jonathan David (9), Harry Kane (11), Robert Lewandowski (11), Raphinha (12), dan Serhou Guirassy (13).
Trofi Liga Champions kali ini juga punya makna ganda bagi PSG. Jika menang, mereka tak hanya akan meraih gelar Eropa pertama dalam sejarah klub, tetapi juga mencatatkan treble winners setelah sebelumnya menyapu bersih gelar Ligue 1 dan Coupe de France.
Baca juga: Reijnders Ditawar City Rp1,1 T, AC Milan Nilai Masih Kemurahan
Di sisi lain, Inter Milan datang dengan misi berbeda. Gelar Liga Champions bakal jadi satu-satunya pelipur lara setelah gagal merengkuh trofi domestik musim ini. Di Serie A, mereka harus puas di posisi dua usai kalah tipis dari Napoli dengan selisih satu poin.
Dengan segalanya dipertaruhkan dan kedua tim sama-sama lapar gelar, final PSG vs Inter di Munich jelas bukan sekadar soal kualitas. Laga final Liga Champions nanti akan jadi ujian mental, strategi, dan siapa yang paling siap menjemput sejarah.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.