Jurnalistika
Loading...

31 Makam Keramat Palsu di Serang Dibongkar, Diduga Jadi Lahan Bisnis Pesugihan

  • Jurnalistika

    04 Jun 2025 | 09:55 WIB

    Bagikan:

image

Proses warga Kabupaten Serang melakukan pembongkaran makam keramat palsu yang dijadikan tempat pesugihan. (Dok. Antara/HO-Polres Serang)

jurnalistika.id – Warga di Kampung Kamadean, Desa Seuat, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten, membongkar 31 makam yang diduga palsu dan disalahgunakan sebagai tempat praktik pesugihan. Makam-makam tersebut berdiri di atas lahan wakaf Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan disebut tidak memiliki asal-usul yang jelas.

Aksi pembongkaran berlangsung usai musyawarah antara unsur Muspika, tokoh agama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Petir, dan warga setempat di Kantor Camat Petir, Senin (2/6).

Langkah itu diambil untuk merespons kekhawatiran masyarakat terhadap aktivitas mencurigakan di kawasan pemakaman.

Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko, menjelaskan bahwa kawasan tersebut awalnya hanya memiliki satu makam tokoh masyarakat yang memang dikenal warga. Namun sejak 2018, jumlah makam yang dianggap keramat bertambah drastis.

“Berdasarkan informasi, pada 2018 hanya ada satu makam yang dikeramatkan oleh warga setempat. Namun seiring waktu muncul 31 makam baru di sekitar makam keramat yang tidak jelas asal-usulnya,” kata Condro, Selasa (3/6/2025).

Dibangun Warga Karawang

Pihak kepolisian mengungkap, seluruh makam yang kini telah dibongkar itu diduga sengaja dibangun oleh seseorang bernama Suhada, warga Karawang, Jawa Barat, yang memiliki hubungan keluarga di Desa Seuat.

Ia disinyalir menggunakan area makam sebagai sarana memperoleh keuntungan pribadi dari warga yang ingin mencari kekayaan secara instan.

“Informasinya makam-makam palsu itu dibangun oleh Suhada untuk mendapatkan keuntungan dari masyarakat yang mencari pesugihan,” ujarnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Pemerintah Imbau Masyarakat Waspada

Makam tersebut dibuat menggunakan bata ringan dan diberi nisan yang mencantumkan nama-nama tokoh mistik atau fiktif seperti Syeh Antaboga, Pajajaran, Nyi Mas Ratu Gandasari, Prabu Tajimalela, dan lainnya.

Selain makam, Suhada juga membangun sebuah terowongan yang diyakini digunakan untuk praktik ritual pesugihan.

“Selain membuat makam keramat palsu, Suhada juga membuat terowongan atau goa yang diduga untuk ritual pesugihan,” jelas Condro.

Namun kekhawatiran masyarakat tidak berhenti pada persoalan makam palsu. Suhada juga disebut menyebarkan ajaran yang dinilai menyimpang dari keyakinan Islam.

Ia dilaporkan mengajak warga untuk meninggalkan ibadah-ibadah wajib.

“Warga juga menganggap Suhada menyebarkan ajaran sesat untuk tidak melaksanakan sholat Jumat dan puasa Ramadhan,” tambahnya.

Pembongkaran puluhan makam itu dilakukan secara gotong royong sebagai bentuk perlawanan terhadap hal-hal yang dianggap menyesatkan dan meresahkan masyarakat.

Polisi kini masih menyelidiki keberadaan Suhada yang hingga kini belum diketahui posisinya.

Untuk menjaga ketertiban, lokasi TPU tersebut telah diberi garis polisi. Petugas Bhabinkamtibmas juga disiagakan di area tersebut untuk memastikan situasi tetap kondusif.

“Keberadaan Suhada masih kita selidiki dan saat ini lokasi pemakaman telah dipasang police line. Untuk menjaga kondusifitas kamtibmas, kami juga kedepankan petugas Bhabinkamtibmas,” pungkas Condro.

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

Sumber: Antara

Banten

makam keramat

makam keramat palsu

Serang


Populer

Polemik 4 Pulau Tuntas, Prabowo Putuskan Masuk Wilayah Aceh
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami